Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkahan dan Kalibiru, Contoh Wisata Alam Berbasis Komunitas

Kompas.com - 07/05/2020, 11:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata tidak hanya mengedepankan pengalaman, kebersihan, kesehatan, juga keberlanjutan ekosistem alam tempat wisata.

Bagi dunia wisata alam, hal ini merupakan tugas para pelaku usaha, mulai dari tur operator, pekerja, hingga masyarakat sekitarnya, sehingga tempat wisata alam dapat lestari.

Dalam diskusi online yang diadakan Koperasi Sentra Wisata Alam Nusantara (Kopi Setara), Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno mengatakan, perlu adanya kerjasama untuk tetap menjaga pariwisata yang berkelanjutan dengan berasaskan komunitas atau community based ecotourism.

Ia mencontohkan para pelaku usaha wisata alam dapat belajar dari apa yang telah dilakukan tempat wisata di Tangkahan dan Kalibiru.

Baca juga: Ke Palangkaraya, Yuk Kunjungi Wisata Alam Taman Nasional Sebangau

Tangkahan, lanjut Wiratno, merupakan salah satu contoh community based ecotourism. Dulu, kawasan tersebut dipenuhi oleh penebang liar.

Namun kini berbeda. Mereka, lanjut Wiratno, sadar untuk "menjual" hutan tanpa menebang. Kerja keras pun tidak akan mengkhianati hasil.

"Turisnya (kini) sudah mencapai 5.000 orang. Mereka betul-betul community based," kata Wiratno saat video conference, Rabu (6/5/2020).

Lanjutnya, wisata Tangkahan dikelola oleh lembaga pariwisata Tangkahan, Sumatera Utara yang merupakan lembaga lokal. Wisata ini "menjual" alam, juga menerapkan ekowisata.

Baca juga: Cegah Corona, 16 Taman Nasional dan Wisata Alam di Indonesia Tutup

Wiratno mengatakan, wisatawan diperbolehkan ikut berpatroli menjaga alam bersama gajah di sana.

Namun yang terpenting adalah bagaimana gajah Tangkahan dapat tetap sehat, masyarakat bermanfaat, dan hutannya aman.

Tangkahan juga mampu mengumpulkan pendapatan dari pariwisata sebesar Rp 7 miliar hingga Rp 10 miliar per tahunnya.

Baca juga: Boon Pring, Serunya Wisata Alam Bernuansa Bambu

Kalibiru hingga Sorong

Wiratno juga mencontohkan satu tempat wisata lainnya yang menerapkan ekowisata yaitu Kalibiru, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kalibiru saya sebut sebagai selfie tourism. Ini sebetulnya hutan kemasyarakatan di Kulon Progo," ujar Wiratno.

"Tempat wisata ini dikelola langsung oleh desa, sehingga menjadi desa wisata. Pendapatannya pun hingga Rp 5 miliar per tahun," lanjutnya.

Baca juga: Mau Wisata Alam dan Edukasi? Ayo ke Taman Nasional...

Contoh lainnya adalah Desa Jatimulyo, masih di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Wiratno menjelaskan, penduduk setempat memiliki kesadaran akan keberlanjutan alam meski ramai dikunjungi wisatawan.

"Penduduk desanya menerapkan kebijakan bahwa orang tidak boleh berburu burung. Dua tahun berlalu, desa ini jadi desa wisata yang menjadi daya tarik wisatawan yaitu melihat burung," jelasnya.

Selain itu, ia juga mencontohkan bagaimana penduduk kampung Saporkren, Sorong, Papua yang melestarikan burung Cenderawasih hingga menjadi surga habitatnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com