Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Pertimbangkan Sertifikat Vaksinasi Elektronik untuk Perjalanan

Kompas.com - 05/12/2020, 16:16 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – World Health Organisation (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk negara-negara yang menggunakan “paspor imunitas” bagi orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19.

Namun, WHO dilaporkan sedang melakukan investigasi prospek penggunaan sertifikat elektronik untuk menandai mereka yang telah divaksinasi, seperti dilansir Independent.

“Kami sedang menyelidiki penggunaan teknologi ini dalam aksi respons Covid-19. Salah satunya adalah bagaimana kita bisa bekerja dengan anggota lainnya untuk mencapai sertifikat e-vaksinasi,” kata ahli medis WHO dalam briefing virtual di Kopenhagen, Kamis (3/12/2020).

Baca juga: Wacana Paspor Imunitas Cile yang Dinilai Kontroversial, Apa Itu?

Penasihat regional untuk penyakit dan imunisasi Siddharta Sankar Datta mengatakan bahwa teknologi ini sangat berpotensi digunakan dalam perjalanan internasional terbuka.

Bulan lalu, WHO menandatangani perjanjian dengan Estonia untuk bekerja sama dalam “inovasi digital dalam respons Covid-19”, salah satunya termasuk prospek penggunaan sertifikat vaksinasi untuk mereka yang telah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

Sementara itu, pemerintah negara-negara lainnya termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Italia menyarankan penggunaan paspor imunitas sebagai cara untuk kembali ke kehidupan normal setelah pandemi.

ILUSTRASI - Boarding pass, paspor, kartu imigrasiShutterstock ILUSTRASI - Boarding pass, paspor, kartu imigrasi

Berbagai inisiatif untuk mengembangkan paspor kesehatan sedang dilakukan di Inggris Raya dan negara lainnya, dengan ambisi untuk mefasilitasi kegiatan kembali bekerja, perjalanan, dan acara besar lainnya.

Namun, pada Kamis (3/12/2020), para peneliti Inggris memberi peringatan terkait penggunaan paspor imunitas seperti itu dalam jumlah yang besar sampai tes coronavirus dan vaksin telah benar-benar tersedia untuk semua orang.

Bisa bersinggungan dengan hak-hak fundamental manusia

Laporan dari para akademisi di University of Exeter mengatakan bahwa paspor kesehatan bisa bersinggungan dengan hak-hak fundamental, termasuk hak privasi, kebebasan bergerak, dan berkumpul dengan damai.

Tak hanya itu saja, dikhawatirkan pula hal itu bisa berujung pada ketidaksetaraan dan diskriminasi.

Paspor kesehatan digital bisa berkontribusi pada manajemen pandemi Covid-19 dalam jangka panjang. Namun, pengenalan mereka membawa pertanyaan-pertanyaan penting terkait perlindungan privasi data dan hak asasi manusia,” kata penulis laporan tersebut bernama Ana Beduschi yang merupakan seorang profesor hukum.

Baca juga: WHO Kritik Wacana Paspor Imunitas di Beberapa Negara

Ia melanjutkan, mereka membangun informasi kesehatan yang sensitif untuk membuat perbedaan baru antarindividual berdasarkan status kesehatan mereka. Itu nantinya bisa digunakan untuk menentukan tingkat kebebasan dan hak seseorang.

Karena paspor kesehatan digital ini memiliki banyak informasi personal yang sangat sensitif, undang-undang dan kebijakan domestik harus benar-benar mempertimbangkan kondisi pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data oleh penyedia sektor swasta.

Selain itu, hal yang sangat penting juga adalah komunitas-komunitas yang telah terdampak cukup parah oleh pandemi ini bisa memiliki akses yang mudah terhadap tes yang murah dan pada akhirnya, vaksin.

“Jika tidak begitu, memberlakukan paspor kesehatan digital bisa memperdalam kondisi ketidaksetaraan yang telah ada di masyarakat,” sambung Ana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com