Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel di Malang Patuhi Syarat Tamu Harus Rapid Test Saat Menginap

Kompas.com - 25/12/2020, 11:05 WIB
Andi Hartik,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Wisatawan yang akan ke Malang untuk berlibur akhir tahun harus membawa berkas hasil rapid test antigen atau antibodi.

Sebab, pemerintah setempat mewajibkan seluruh wisatawan yang hendak berkunjung ke lokasi destinasi wisata dan penginapan harus menyertakan minimal hasil rapid test.

Pemerintah Kota Malang bahkan sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 34 tahun 2020 tentang pelaksanaan protokol kesehatan wisatawan atau pendatang dari luar kota yang menginap di hotel dan usaha sejenisnya serta pengunjung tempat wisata di Kota Malang.

SE itu mengatur kewajiban bagi wisatawan untuk rapid test antigen ataupun rapid test antibodi sebelum ke lokasi wisata atau ke tempat penginapan.

Baca juga: Syarat Liburan ke Kota Malang, Wajib Rapid Test Antigen atau Antibodi

Bagi wisatawan yang tidak membawa berkas hasil rapid test atau hasil rapid testnya reaktif, akan ditolak dan tidak boleh berwisata.

"Wisatawan yang tidak rapid test ditolak, tidak boleh dilayani," kata Walikota Malang Sutiaji saat diwawancara di Gedung DPRD Kota Malang, Selasa (22/12/2020).

Wisatawan bisa membawa sendiri berkas hasil rapid test atau menjalani rapid test di lokasi tujuan jika lokasi yang dituju menyediakan layanan rapid test.

Sesuai dengan SE tersebut, hasil rapid test paling lama diterbitkan H-2 sebelum berwisata atau bermalam di penginapan di Kota Malang.

Baca juga: Itinerary Seharian di Sekitar NK Cafe Malang, Asyik Gowes

Selain Kota Malang, dua daerah di lainnya di Malang Raya juga menerapkan hal yang sama. Wisatawan minimal membawa hasil rapid test antibodi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan, pihaknya akan berupaya mengikuti persyaratan rapid test untuk wisatawan.

"Tetap saja namanya aturan harus diikuti walau tidak mudah. Kita berusaha keras mengikuti aturan yang ada," katanya, Rabu (23/12/2020).

ILUSTRASI - Kamar hotelShutterstock/August_0802 ILUSTRASI - Kamar hotel
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki mengatakan, kewajiban rapid test bagi wisatawan membuat banyak wisatawan gagal datang ke Malang.

Dia memperkirakan ada sekitar 40 persen wisatawan yang menggagalkan pemesanan hotel di Kota Malang.

"Tidak sedikit tamu yang membatalkan menginap di hotel di Malang. Beberapa hotel sudah mengeluhkan kalau banyak tamu yang membatalkan menginap," katanya, Rabu (23/12/2020).

Meski begitu, pihaknya akan disiplin menjalankan ketentuan protokol kesehatan tersebut. Meskipun ketentuan wajib rapid test itu membuat okupansi menurun.

"Kita mesti patuhi kebijakan ini karena demi mengatasi pandemi Covid-19. Saat ini hotel-hotel sibuk menjawab dan menjelaskan atas pertanyaan tamu atau calon tamu," katanya.

Baca juga: 25 Wisata Hits dan Kekinian di Malang, Banyak Spot Foto Instagramable

Sementara itu, General Manager Hotel Whiz Prime Kota Malang, Aziz Sismono mengatakan, sampai hari ini sudah ada 89 kamar yang mengajukan pembatalan dengan nilai kerugian Rp 43.088.000. Pembatalan sebanyak itu untuk periode menginap mulai dari 19 Desember hingga 31 Desember 2020.

"Pembatalan-pembatalan sudah kami terima sejak 19 Desember 2020 karena issue rapid test tersebut," katanya melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (23/12/2020).

"Yang sudah membatalkan sampai hari ini 89 kamar dengan total kehilangan revenue Rp 43.088.000 untuk periode menginap tanggal 19 sampai dengan 31 Desember 2020," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com