Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Usaha Wisata di Gunungkidul Keluhkan Anjloknya Pengunjung Akibat PPKM

Kompas.com - 23/01/2021, 20:08 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.

Dampak menurunnya kunjungan wisata itu, menurut Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Harry Sukmono, dikeluhkan para pelaku wisata yang baru saja bangkit.

Dalam data yang ia sampaikan, pada Desember 2020 saat diberlakukan kunjungan dengan uji coba terbatas, kunjungan mencapai 406.020 orang.

Sementara tanggal 1-18 Januari 2021, kunjungan wisata di Gunungkidul hanya mencapai 126.608 orang saja.

Baca juga: Pengunjung Malioboro Sepi Saat PPKM, Lesehan Pilih Tutup

 

Kawasan wisata Gunungkidul selama Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) sebenarnya tak jauh berbeda dengan uji coba terbatas selama 6 bulan terakhir.

Hanya saja, kunjungan dibatasi sampai pukul 18.00 WIB. Selain itu, wisatawan luar DIY harus menyertakan surat keterangan rapid test antigen dengan hasil negatif. Selanjutnya, sejak Januari 2021 kawasan wisata tutup setiap Jumat.

“Bagi pengunjung disarankan mengunduh aplikasi visiting jogja untuk memudahkan pemantauan,” kata Harry saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2021)

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan bahwa PSTM yang membatasi kegiatan masyarakat diakuinya menyebabkan penurunan kegiatan usaha skala kecil sampai besar.

Pantai Wediombo, Gunungkidul.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Pantai Wediombo, Gunungkidul.

 

Apalagi, Gunungkidul merupakan daerah kunjungan wisata yang banyak masyarakatnya memiliki usaha kuliner hingga penginapan.

Dirinya yang masih akan menjabat hingga 17 Februari 2021 akan segera berkoordinasi untuk mencari jalan tengah.

"Soalnya pengusaha kecil, penginapan semua teriak dengan kondisi saat ini. Coba nanti komunikasikan dengan gugus tugas," ujar Badingah.

Penurutnan omset hingga 90 persen

Dampak pembatasan juga diakui Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul Sunyoto. Dampak penerapan PSTM cukup memukul sektor usaha jasa pariwisata yang tergabung dalam PHRI.

Sunyoto mengklaim penurunan omset pelaku usaha jasa pariwisata (UJP) mencapai 90 persen. Pasalnya tempat usaha tetap buka, tetapi kunjungan terbilang sangat minim.

Penyebab sepinya kunjungan, menurut dia, adalah pembatasan waktu dan syarat rapid tes antigen dengan hasil negatif.

Baca juga: Wisatawan Gunungkidul Luar DIY Harus Tunjukkan Surat Bebas Covid Selama PPKM Jawa-Bali

"Bagi kami yang usahanya 90 persen bergantung pada wisata tentu sangat terasa dampaknya," ujar Sunyoto.

Tak jauh berbeda, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Nglanggeran Mursidi menyebut, kunjungan wisata di sana turun hingga separuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com