Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Parekraf untuk Bangun Destinasi Wisata

Kompas.com - 28/01/2021, 11:11 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata (ICPI) Azril Azahari mengungkapkan pentingnya pemerintah untuk melakukan perencanaan tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk pembangunan destinasi wisata.

“Itu belum ada sampai detik saya ngomong ini. Perencanaan tenaga kerjanya, atau rancangan induk pembangunan SDM (sumber daya manusia) pariwisata itu sampai sekarang belum ada,” kata Azril saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Sandiaga Diminta Tidak Hanya Ngantor di Bali jika Ingin Pulihkan Pariwisata

Ia pun mempertanyakan bagaimana akan membangun suatu destinasi kalau perencanaan tenaganya tidak disiapkan.

Pendataan tenaga kerja sektor parekraf

Menurut Azril, hingga kini masih banyak tenaga kerja sektor parekraf yang belum terdata dengan baik.

Pasalnya, Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI) yang digunakan masih berupa KBJI yang dikeluarkan tahun 2014.

Dengan kata lain, masih menggunakan data lama yang belum mencakup banyak pekerjaan di ranah parekraf.

Baca juga: Sandiaga Ingin Ngantor di Bali, Efektif Pulihkan Pariwisata?

“Misalnya, dosen-dosen pariwisata. Pariwisata kan sudah punya sekolah sendiri. Guru SMK begitu banyak, trainer pelatih dari kursus pelatihan pariwisata itu banyak sekali. Nah itu enggak tercatat. Jadi, mereka enggak tahu,” tutur Azril.

Destinasi wisata Indonesia dipadati wisatawan sebelum Covid-19 mewabah.DOK. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Destinasi wisata Indonesia dipadati wisatawan sebelum Covid-19 mewabah.

Dengan adanya perencanaan tenaga kerja sektor parekraf, jumlah tenaga kerja yang berada di ranah parekraf akan terdata dengan baik. Termasuk juga informasi seputar kompetensi masing-masing profesi juga akan diketahui.

Nantinya, dalam perencanaan tenaga kerja sektor parekraf tersebut, bisa sekalian dibuat standardisasi kompetensi atau kualifikasi yang dibutuhkan seseorang untuk bisa masuk ke dalam kategori tertentu.

“Itu supaya nanti waktu dia membangun destinasinya, eventnya, itu kuat dia karena sudah memenuhi persyaratan. Artinya, kita juga sebaiknya membuat kualifikasi sesuai dengan jabatan dan lapangan usaha kita juga,” terang Azril.

Perencanaan Induk Pembangunan SDM

Selain soal perencanaan tenaga kerja sektor parekraf, Azril juga mengungkit soal belum adanya perencanaan induk pembangunan SDM di sektor parekraf.

Jika perencanaan soal SDM saja belum ada, kata Azril, akan sulit bagi pemerintah untuk memetakan rancangan pembangunan destinasi wisata. Terutama perihal tenaga kerja dan SDM di sektor parekraf yang dibutuhkan.

Ilustrasi Hotel dengan Protokol Kesehatan.Dok. Puskompublik Kemenparekraf Ilustrasi Hotel dengan Protokol Kesehatan.

“Itu saja belum ada, gimana beliau mau membangun daerah? Coba kita tanya, kalau membangun sesuatu di Mandalika, apa saja yang diperlukan?” ujar Azril.

“Misalnya, demand kebutuhan industri sekian. Dengan okupasi atau jabatan ini, lalu yang disuplai oleh (tenaga) pendidikan itu berapa? Pendidikan termasuk pendidikan tinggi, SMK, kursus, dan pelatihan. Berapa banyak?” sambung dia.

Dengan perencanaan yang benar dan teliti, maka tenaga-tenaga kerja tersebut pastinya akan lebih banyak terserap sesuai dengan kualifikasi kompetensi yang sudah dibuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com