Sebelumnya, seperti dilansir Travel and Leisure, Selandia Baru mengumumkan bahwa mereka akan memberikan vaksinasi gratis pada warganya. Termasuk juga negara-negara tetangga seperti Tokelau, Kepulauan Cook, Niue, Samoa, Tonga, dan Tuvalu.
Baca juga: Jelajah Lokasi Syuting Mulan, Keindahan China dan Selandia Baru
Dilaporkan, Selandia Baru masih menunggu persetujuan terhadap vaksin pertama mereka, sehingga proses peluncuran pasti akan memakan waktu.
Dalam video yang ia unggah ke Instagram setelah konferensi pers, Ardern mengatakan bahwa persetujuan regulasi akan muncul paling cepat Rabu (3/2/2021). Namun, masih diperlukan waktu tunggu untuk pengiriman dosis-dosisnya.
“Kami tahu ada banyak negara yang berada dalam situasi jauh lebih buruk dari Selandia Baru. Hal yang benar adalah mereka diprioritaskan karena besarnya kehilangan mereka,” kata Ardern dalam video tersebut.
Tak seperti negara-negara lain yang menuntut jumlah dosis, Ardern menyebut bahwa strategi peluncuran vaksin mereka akan berbeda karena keunikan bangsa mereka.
“Selandia Baru sedikit berbeda dari negara-negara lain. Banyak negara lain yang memprioritaskan orang-orang yang lebih tua dan tenaga kesehatan. Pekerja yang paling berisiko di Selandia Baru adalah pekerja perbatasan kami.”
“Kami tahu kebijakan perbatasan kami sangat ketat, tapi itu untuk menjaga semua orang tetap aman. Dan itu akan terus berlanjut di masa depan,” tegas Ardern dalam video IGTV tersebut.
Pada Senin (25/1/2021), Australia menangguhkan perjanjian bebas karantina dengan Selandia Baru selama tiga hari setelah ditemukannya satu kasus komunitas Covid-19 yang muncul di Northland.
Penangguhan tersebut kemudian diperpanjang lagi pada Kamis (28/1/2021) selama tiga hari hingga Minggu (31/1/2021) akibat ditemukannya kasus baru pada seorang wanita yang menjalani karantina di Auckland, yang terkait dengan varian baru virus corona Afrika Selatan.
Artinya, warga Selandia Baru yang tiba di Australia dalam periode tersebut harus melalui karantina di hotel selama 14 hari.
Ardern mengatakan bahwa dirinya “kecewa” dengan keputusan yang diambil Perdana Menteri Australia Scott Morrison tersebut.
Dan ia menyebut akan membutuhkan kepastian lebih lanjut bahwa “pemberitahuan singkat tentang penutupan perbatasan” tidak akan terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.