Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor di Cilawu Garut, Desa Wisata Dayeuhmanggung Tidak Terdampak

Kompas.com - 26/02/2021, 09:16 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Bencana alam longsor menimpa Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut pada Minggu (14/2/2021). Guguran tanah masih terjadi di Desa Karyamekar pada Minggu (21/2/2021), mengutip Tribun Jabar, Minggu.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Bambang Heri Susanto memastikan bahwa Desa Wisata Dayeuhmanggung tidak terdampak.

Baca juga: Mengenal Nyaneut, Tradisi Minum Teh Khas Garut yang Dulu Disajikan dalam Teko Bambu

“Itu aman, Dayeuh masih satu hamparan tapi jauh dari lokasi longsor. Dia bebas longsor karena banyak tanaman di sana tanaman teh, akarnya mengikat ke tanah jadi aman,” ungkap dia kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Bambang menambahkan, Desa Wisata Dayeuhmanggung adalah tempat wisata yang menawarkan panorama alam.

Baca juga: Kamojang Ecopark Garut, Campingg hingga Berburu Spot Instagramable

“Saat ini, Dayeuhmanggung masih dikunjungi wisata lokal Priangan. Belum ditata secara sempurna, baru sekarang-sekarang. Tapi sudah jadi desa wisata rintisan sejak 2017,” tuturnya.

Adapun, Priangan atau Parahyangan merupakan sebutan untuk sejumlah wilayah di Jawa Barat yang mencakup Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cimahi, Bandung, Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.

Wisata di Desa Dayeuhmanggung

Bambang menjelaskan bahwa Desa Dayeuhmanggung memiliki sejumlah tempat wisata yang patut dilihat oleh wisatawan.

Bagi masyarakat yang ingin menikmati udara segar sambil melihat hamparan kebun teh, mereka bisa melakukannya dengan berkunjung ke sana.

Pengunjung berswafoto di jembatan irigasi air peninggalan zaman kolonial Belanda, kawasan Perkebunan PTPN VIII Dayeuhmanggung, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (22/01/2021). Jembatan irigasi air sepanjang 200 meter yang dibangun pada tahun 1913 oleh kolonial Belanda tersebut menjadi daya tarik wisatawan dengan suasana perkebunan teh dan pemandangan gunung Cikuray (ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/rwa).ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/rwa Pengunjung berswafoto di jembatan irigasi air peninggalan zaman kolonial Belanda, kawasan Perkebunan PTPN VIII Dayeuhmanggung, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (22/01/2021). Jembatan irigasi air sepanjang 200 meter yang dibangun pada tahun 1913 oleh kolonial Belanda tersebut menjadi daya tarik wisatawan dengan suasana perkebunan teh dan pemandangan gunung Cikuray (ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/rwa).

“Dayeuhmanggung ada hamparan kebun teh, pabrik, dan pengolahan teh. Ada pemandangan Gunung Cikuray,” ujar dia.

Selain hamparan kebun teh, penduduk setempat juga mulai menanam beragam tanaman, seperti jeruk lemon, cabai, dan kopi.

Baca juga: 6 Pesona Papandayan, Gunung Api Ramah Pendaki di Barat Daya Garut

Saat berkunjung ke sana, wisatawan juga dapat melakukan wisata heritage karena desa tersebut masih memiliki rumah-rumah peninggalan para mandor Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com