Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rencana Revitalisasi Toilet di Destinasi Wisata dari Kemenparekraf

Kompas.com - 14/03/2021, 17:05 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari menjelaskan terkait rencana revitalisasi toilet di destinasi wisata.

Di dalam rencana untuk mencapai destinasi yang berkelanjutan tersebut, termasuk pula rencana bimbingan teknis dan pendampingan yang akan dilakukan Kemenparekraf dalam kurun waktu sekitar enam bulan.

“Tidak cukup kita hanya melakukan pembinaan teknis atau peraturan. Ini harus jadi pertama, knowledge, lalu habis itu akan jadi kebiasaan. Ini memerlukan pendampingan yang berbulan bulan,” ujar Hari dalam acara diskusi strategis Redefining Sustainable Tourism Roadmap, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Sandiaga Gandeng Asosiasi Toilet Indonesia untuk Revitalisasi WC di Destinasi Wisata

Kemenparekraf berencana akan melakukan dua hari bimbingan teknis yang dilanjutkan dengan pendampingan selama enam bulan. Selain untuk rencana revitalisasi toilet, juga termasuk untuk penerapan juknis sampah dari Kemenparekraf.

Pendampingan tersebut akan membahas tata cara pengelolaan dan juga perawatan toilet, termasuk bagaimana membangun toilet sesuai standar Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) yang mengacu pada World Toilet Organization (WTO).

Syarat khusus toilet berstandar

Kemenparekraf akan memberikan sosialisasi dan juga membangun beberapa proyek pilot toilet yang sesuai dengan standar tersebut. Serta tentu saja harus sesuai pula dengan protokol Covid-19.

Menurut Hari, ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi untuk bisa memenuhi kedua standar tersebut. Di antaranya adalah toilet harus memiliki aliran udara atau ventilasi yang ada di bawah, yakni sekitar 20 sentimeter dari lantai.

“Lalu nanti kalau itu toilet duduk, pada saat kita flush, SOP-nya adalah harus ditutup, sehingga tidak ada bakteri atau virus yang beterbangan dari toilet itu. Itu SOP baru di zaman Covid,” ujar dia.

Ilustrasi toilet.Thinkstock Ilustrasi toilet.

Selain itu, ada pula beberapa kelengkapan lain. seperti menyediakan air yang bisa diakses dengan sistem sensor. Pintu toilet yang bisa dibuka dengan dorongan badan misalnya, tak perlu benar-benar disentuh tangan.

Tak lupa pula, aliran udara dengan kipas hexos di dalam bilik toilet, serta ketersediaan sabun dan air bersih. Perencanaan sumber air bersih dan alur pembuangan air kotor juga perlu diperhatikan.

Baca juga: Perbaikan Kualitas WC di Tempat Wisata, Jangan Lupakan Kearifan Lokal

“Apakah ada septic tank yang biopori atau ke mana? Saya menemukan beberapa tempat toiletnya membuang air kotornya langsung ke selokan setempat, atau bahkan ke tanah di sampingnya. Itu yang harus kita tangani dari segi pembangunan konstruksi,” tutur Hari.

Dia menyampaikan, Kemenparekraf berencana menyosialisasikan standar toilet tersebut dengan menunjukkan beberapa contoh toilet yang mereka bangun.

Selain soal pembangunan, nantinya Kemenparekraf juga akan memberikan pendampingan terkait rencana perawatan toilet agar bisa berkelanjutan, termasuk di antaranya cara mendapat anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut.

Ilustrasi - Suasan pantai Kuta, Badung, Bali. Kompas.com/ Imam Rosidin Ilustrasi - Suasan pantai Kuta, Badung, Bali.

Beberapa sumber biaya yang bisa jadi pilihan, antara lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setempat. Bisa juga berasal dari tarif penggunaan toilet yang dibayarkan para pengunjung tempat wisata.

“Jadi di beberapa tempat mereka membangun toiletnya, mereka mengelola, memelihara, mereka menarik bayaran, dan bayaran itu untuk mengelola toilet itu dilakukan secara cashless,” imbuh Hari.

Baca juga: Luhut Sampai Turun Tangan, Ini Pentingnya Kualitas WC di Tempat Wisata

Penerapannya, lanjut dia, menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dari Bank Indonesia dan juga bank-bank tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com