Bagaimana sistem pengecekan alat pelacak ini?
Buralimar mengatakan, selama tidak ada kasus positif, pihak yang memantau hanya cukup mengawasi saja.
"Kami bebaskan. Tapi misalnya skenario terburuk saat sudah mau pulang, lalu tes PCR atau antigen ada orang yang positif, baru kita tracing melalui aplikasi tadi," papar dia.
Sejauh ini, Blue Pass yang sudah siap beroperasi berada di wilayah Lagoi, Bintan.
"Karyawan di sana sudah terlatih diajarkan dari BNPB, sehingga bisa mengoperasikan dan memantau dari satu sistem. Kalau di Nongsa Batam masih kami persiapkan," ujar Buralimar.
Ia mengatakan, sambil menunggu proses lebih lanjut pelaksanaan travel bubble dari pemerintah, pihaknya berupaya untuk menerapkan Blue Pass dengan baik.
Baca juga: Satu Kapal Feri Per Hari Disiapkan untuk Travel Bubble Indonesia-Singapura
"Apalagi Blue Pass sudah tersedia cukup banyak. Lagoi sama BNPB kerja sama langsung dalam hal ini," tukas dia.
Meski saat ini Nongsa, Batam, belum mempraktikkan Blue Pass secara langsung, namun syarat masuk wisatawan untuk masuk area travel bubble sudah dipersiapkan.
Mulai dari jajaran petugas bea cukai, imigrasi, polisi, hingga Satgas Covid-19 daerah Batam dan nasional yang mengawasi di pelabuhan.
Wisatawan juga wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi, hasil tes PCR, dan penggunaan PeduliLindungi.
Kendati sudah siap, hingga kini belum ditemukan laporan wisatawan mancanegara yang masuk melalui skema travel bubble.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Bintan yang Wajib Dikunjungi, Ada Treasure Bay
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.