Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Dari Sabang sampai Ende, Berikut 9 Destinasi Wisata yang Bisa Dipotret saat Gelap dengan Smartphone

Kompas.com - 09/02/2022, 13:03 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sheila Respati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Indonesia dianugerahi keindahan alam yang memikat. Pemandangan alam yang ditawarkan pun beragam, mulai dari laut, danau, pegunungan, hingga geopark.

Keindahan alam tersebut dapat dinikmati di sejumlah destinasi wisata yang unik dan cantik tersebar di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya pada pagi dan siang hari, pemandangan alam di Indonesia juga dapat dinikmati pada kondisi minim cahaya.

Pesona alam Indonesia dalam kondisi minim cahaya atau low-light tersebut berupaya direkam oleh realme Indonesia dan National Geographic Indonesia dalam program bertajuk Nawa Cahaya: Capture The Light in Indonesia.

Nawa Cahaya berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna sembilan cahaya. Pada program ini fotografer profesional dari National Geographic Indonesia ditantang untuk berburu foto lanskap alam dalam kondisi low-light di sembilan destinasi unik Indonesia.

Baca juga: Dua Ponsel Misterius Realme Siap Masuk Indonesia, Realme 9 Pro?

Menariknya, mereka hanya berbekal kamera smartphone teranyar realme, yakni realme 9 Pro+. Seluruh foto dibidik tanpa bantuan kamera profesional.

Total, ada delapan fotografer yang terlibat dalam perjalanan mengabadikan momen low-light di kesembilan destinasi tersebut. Mereka adalah Didi Kaspi Kasim, Rendra Kurnia, R Berto Wedhatama, Josua Marunduh, Azwar Ipank, Valentino Luis, Dwi Oblo, dan Budiono.

Marketing Director realme Indonesia Palson Yi mengatakan, eksplorasi dalam program Nawa Cahaya mencoba merekam keindahan destinasi yang sebelumnya hanya bisa dinikmati oleh mata telanjang, tapi sulit diabadikan dengan sempurna oleh kamera smartphone.

“Melalui perjalanan eksplorasi tersebut, realme mengajak anak muda agar berani menaklukan tantangan, menembus batas, dan menjelajahi tujuan tak terhingga untuk memotret cahaya dalam kegelapan," ujar Yi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Beredar, Bocoran Harga dan Spesifikasi Lengkap Realme 9 Pro

Bersama para fotografer profesional, lanjut Yi, realme menguji batasan smartphone mid-range tersebut dalam menaklukkan dan menangkap potret cahaya alami di destinasi unik Indonesia.

Melalui Nawa Cahaya, kedelapan fotografer memberi inspirasi destinasi wisata alam yang cocok untuk berburu foto low-light menggunakan smartphone. Apa saja?

1. Pulau Weh, Aceh

Pulau Weh dapat dikatakan sebagai “pintu gerbang” Indonesia karena terletak di ujung barat Nusantara. Tim eksplorasi Nawa Cahaya memulai perjalanan dari Kota Sabang yang berada di pulau ini.

Pulau Weh merupakan pulau utama dan terbesar di Sabang yang dipisahkan oleh Selat Benggala dari daratan Aceh. Pemandangan di Pulau Weh terlihat cantik dengan batuan-batuan unik yang terbentuk dari aktivitas vulkanik.

Baca juga: Masih ada Sophie di Pulau Weh

Pulau Weh dikenal secara luas sebagai destinasi wisata bahari dengan surga bawah laut yang memukau penyelam. Namun, tidak disangka, pemandangan garis pantai dan perbukitan hijaunya juga menarik untuk dieksplorasi oleh para pemburu foto lanskap.

Fotografer Azwar Ipank membuktikannya dalam foto-foto yang ia tangkap menggunakan kamera realme 9 Pro+.

Di antara bentang laut terdapat sebuah teluk yang ujung terdalamnya terletak di kota Sabang.
Dari atas titik ketinggian tertentu, pelancong dapat melihat keindahan teluk ini. Tak hanya itu, Sabang juga menawarkan keindahan gunung, danau, serta hutannya yang masih alami.

2. Kawah Putih Ciwidey, Jawa Barat

Destinasi berikutnya adalah Kawah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat (Jabar). Menurut sejarah, Kawah Putih merupakan danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12 Masehi.

Baca juga: Ke Sabang Pulau Weh, Rutenya Mudah, Murah, dan Sederhana!

Menariknya, air di Kawah Putih bisa berubah-ubah warna mengikuti kadar belerang, suhu, dan cuaca. Hal ini menjadi daya tarik, terutama bagi wisatawan yang gemar memburu foto alam.

Untuk diketahui, terdapat sejumlah spot foto menarik di Kawah Putih Ciwidey. Contohnya, dermaga kayu tepi danau. Dermaga ini dibangun menjorok ke arah danau dan menjadi salah satu spot untuk membidik air danau serta yang warnanya membentuk efek dengan asap belerang.

Kemudian, skywalk Cantigi, yaitu jembatan yang terbuat dari bambu. Ada pula Sunan Ibu, yang merupakan spot terbaik untuk memotret matahari terbit atau sunrise. Dari puncak bukit Sunan Ibu, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan Kawah Putih yang dikelilingi hutan rimbun nan hijau.

Pada program Nawa Cahaya, fotografer dan Editor in Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, menangkap keindahan Kawah Putih Ciwidey tersebut dengan smartphone realme 9 Pro+.

Baca juga: 3 Spot Foto Favorit di Kawah Putih Ciwidey, Bisa Lihat Sunrise

3. Gua Jomblang, Yogyakarta

Obyek wisata alam yang tak kalah fenomenal adalah Gua Jomblang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Di sinilah fotografer National Geographic Indonesia, Dwi Oblo, mengabadikan fenomena “cahaya ilahi” dari gua vertikal ini.

Untuk diketahui, fenomena “cahaya ilahi” terbentuk dari sorotan cahaya matahari yang menerobos hingga ke dasar gua. Menariknya, cahaya tersebut hanya muncul antara pukul 11.00-13.00 WIB. Di luar jam itu, pantulan cahaya matahari memudar seiring rotasi bumi terhadap matahari.

Gua Jomblang terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah luweng.

4. Kayangan Api, Jawa Timur

Baca juga: Bosan ke Malioboro? Coba Petualangan ke Gua Jomblang

Masih di Jawa Timur, destinasi wisata yang juga dijadikan obyek memotret cahaya unik dari alam Indonesia adalah Kayangan Api. Obyek wisata ini terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.

Di sana terdapat fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang menimbulkan kobaran api abadi. Fenomena ini diberi nama kayangan api yang berarti api abadi.

Konon, pada era Kerajaan Majapahit, seorang pembuat pusaka bertapa di kompleks Kayangan Api. Pusaka yang dibuat ditempat dan dibakar dari api yang keluar dari tanah tersebut. Uniknya, ketika malam hari, bentuk api tersebut menyerupai senjata tradisional, yaitu keris. Fenomena alam ini diabadikan oleh fotografer R Berto Wedhatama.

5. Kawah Ijen, Jawa Timur

Uniknya api biru atau blue fire di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), juga menjadi salah satu tujuan dalam eksplorasi Nawa Cahaya. Fotografer National Geographic Indonesia, Rendra Kurnia, mengabadikan cahaya unik ini.

Baca juga: Cerita Penambang Belerang Kawah Ijen Beralih Jadi Ojek Troli Wisatawan

Kawah Ijen merupakan satu dari dua tempat di dunia yang memiliki api biru, selain Islandia. Fenomena tersebut terjadi secara alami dan hanya bisa disaksikan pada malam hari.

Untuk diketahui, api biru adalah hasil reaksi gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu tertentu. Api berwarna biru karena tingginya suhu di kawah tersebut.

Untuk melihatnya, wisatawan perlu mendaki Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2.443 meter dari permukaan laut (mdpl). Momentum terbaik untuk menyaksikan fenomena api biru sekitar bulan Juni sampai September.

6. Air Terjun Toroan, Jawa Timur

Wisata alam yang tak kalah unik untuk menyelisik cahaya unik adalah Air Terjun Toroan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Pada titik ini, Rendra Kurnia memotret air terjun yang langsung berhulu ke laut.

Baca juga: Menikmati Alam Air Terjun Toroan di Madura

Air terjun dengan ketinggian 20 meter tersebut memiliki keunikan karena terletak di pesisir Pantai Nepa yang menghadap lautan lepas. Warna kuning keemasan menjadi ciri khas pada dinding-dinding tebing. Ketika air pasang, pemandangan air terjun dan laut menyatu indah tanpa dibatasi oleh daratan.

Apalagi, ketika matahari mulai beristirahat ke peraduannya, pengunjung akan dimanjakan oleh indahnya sunset di antara dua spot yang berbeda, tetapi dalam satu pemandangan.

7. Danau Semayang, Kalimantan Timur

Kontributor foto National Geographic Indonesia, Budiono, dipercaya untuk memotret panorama cahaya di tepi Danau Semayang, Kalimantan Timur (Kaltim).

Danau Semayang adalah sebuah danau yang berlokasi di daerah aliran sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Di aliran sungai inilah biasanya satwa langka pesut mahakam berenang untuk berpindah dari Danau Semayang ke Sungai Mahakam.

Baca juga: Nikmati Indahnya Edelweis Sebelum Naik ke Danau Kelimutu

Pada pagi hari, di mana matahari terbit, merupakan momentum yang baik untuk memotret Danau Semayang. Air danau tenang yang beriak berpadu dengan pantulan cahaya matahari terbit adalah salah satu obyek yang banyak diburu para pencinta fotografi.

8. Gua Berlian, Maros, Sulawesi Tengah

Gua Berlian atau Leang Berlian adalah sebuah gua di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kawasan ini menawarkan panorama gugusan pegunungan kapur atau karst terluas ketiga di dunia, setelah China Selatan dan Vietnam.

Untuk diketahui, Rammang-Rammang terbentuk akibat proses pelarutan di kawasan batuan karbonat. Proses ini menghasilkan bentuk permukaan bumi yang unik dengan ciri exokarst (di atas permukaan) dan endokarst (di bawah permukaan).

Pada gua tersebut tim Natioan Geographic Indonesia memotret keindahan fenomena alam. Dengan kondisi minim cahaya, sang fotografer berhasil merekam keindahan gua hanya dengan menggunakan smartphone realme 9 Pro+.

Baca juga: Labuan Bajo dan Danau Kelimutu di Mata Jokowi

9. Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur

Destinasi berikutnya adalah Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Danau yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya para arwah dari suku Lio di Ende dan Sikka ini tersohor akan keindahan tiga warna danaunya yang selalu berubah.

Keindahan alam nan sakral Danau Kelimutu diabadikan fotografer Valentino Lusi dari ketinggian 1.639 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Momentum terbaik untuk memotret keindahan Danau Kelimutu adalah pagi hari saat matahari terbit. Pada momen inilah pendar surya beradu indah dengan tiga warna Danau Kelimutu. Berkat smartphone realme 9 Pro+, Valentino membawa pulang koleksi apik lanskap Danau Kelimutu.

Nah, itulah sembilan destinasi wisata alam Indonesia yang berhasil dieksplorasi para fotografer National Geographic Indonesia menggunakan smartphone realme 9 Pro+.

Baca juga: Lagu Tema The Heart of Flores, Kencangkan Promosi Wisata Nagekeo

Sebagai informasi, realme 9 Pro Series sengaja didesain untuk memenuhi kebutuhan anak muda Indonesia dalam mengabadikan cahaya melalui flagship kamera yang dimiliki smartphone ini.

Smartphone realme 9 Pro+ hadir dengan dukungan sensor kamera flagship Sony IMX766 yang dilengkapi dengan OIS agar proses pengambilan gambar lebih stabil. Alhasil, foto yang dihasilkan kaya akan detail dan tajam.

Untuk melihat hasil foto dari perjalanan Nawa Cahaya: Capture the Unique Lights in Indonesia menggunakan realme 9 Pro+, klik tautan berikut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com