Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hijau, Kenapa Lampu Lalu Lintas di Jepang Berwarna Biru?

Kompas.com - 11/03/2022, 10:04 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Lampu lalu lintas di berbagai negara yang ada di dunia dipasang untuk mengatur kapan kendaraan harus jalan dan berhenti.

Jika lampu merah menyala, artinya kendaraan harus berhenti. Sementara jika lampu hijau menyala, kendaraan harus maju.

Namun, lampu lalu lintas di Jepang ternyata berbeda. Alih-alih melihat lampu hijau menyala, kita akan melihat lampu biru turquoise.

Kebanyakan dari kita mungkin akan mengira lampunya rusak, terutama saat pertama kali melihatnya. Namun, jawabannya bukan itu.

Baca juga:

Menurut Atlas Obscura, seperti dikutip Kompas.com dari Reader's Digest, Kamis (10/03/2022), ada sejarah panjang di balik lampu lalu lintas biru ini.

Ratusan tahun yang lalu, hanya ada empat warna dasar yang ada dala Bahasa Jepang, yakni hitam (kuro), putih (shiro), merah (aka), dan biru (ao).  

Ketika ingin menggambarkan sesuatu dengan warna hijau, maka orang Jepang akan memakai kata “ao” yang artinya biru, Itu karena pada masa lalu istilah untuk warna hijau belum ada. 

Semua itu bekerja dengan sangat baik di Jepang, sampai akhirnya istilah “midori” yang artinya hijau ditemukan. 

Kata yang awalnya punya arti “kecambah” dalam bahasa Jepang itu berangsur-angsur mulai digunakan secara tertulis untuk menggambarkan warna hijau.

Meski sudah ada istilah baru untuk warna hijau, “midori” masih dianggap sebagai bayangan dari “ao.”

Perubahan mendadak soal istilah warna itu ternyata masih belum sepenuhnya bisa diadaptasi secara langsung oleh kebanyakan masyarakat Jepang. 

Baca juga:

Oleh karena itu, hingga kini lampu lintas di Jepang masih memakai warna biru untuk menggambarkan warna hijau. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com