KOMPAS.com – Lampu lalu lintas di berbagai negara yang ada di dunia dipasang untuk mengatur kapan kendaraan harus jalan dan berhenti.
Jika lampu merah menyala, artinya kendaraan harus berhenti. Sementara jika lampu hijau menyala, kendaraan harus maju.
Namun, lampu lalu lintas di Jepang ternyata berbeda. Alih-alih melihat lampu hijau menyala, kita akan melihat lampu biru turquoise.
Kebanyakan dari kita mungkin akan mengira lampunya rusak, terutama saat pertama kali melihatnya. Namun, jawabannya bukan itu.
Baca juga:
Menurut Atlas Obscura, seperti dikutip Kompas.com dari Reader's Digest, Kamis (10/03/2022), ada sejarah panjang di balik lampu lalu lintas biru ini.
Ratusan tahun yang lalu, hanya ada empat warna dasar yang ada dala Bahasa Jepang, yakni hitam (kuro), putih (shiro), merah (aka), dan biru (ao).
Ketika ingin menggambarkan sesuatu dengan warna hijau, maka orang Jepang akan memakai kata “ao” yang artinya biru, Itu karena pada masa lalu istilah untuk warna hijau belum ada.
Semua itu bekerja dengan sangat baik di Jepang, sampai akhirnya istilah “midori” yang artinya hijau ditemukan.
Kata yang awalnya punya arti “kecambah” dalam bahasa Jepang itu berangsur-angsur mulai digunakan secara tertulis untuk menggambarkan warna hijau.
Meski sudah ada istilah baru untuk warna hijau, “midori” masih dianggap sebagai bayangan dari “ao.”
Perubahan mendadak soal istilah warna itu ternyata masih belum sepenuhnya bisa diadaptasi secara langsung oleh kebanyakan masyarakat Jepang.
Baca juga:
Oleh karena itu, hingga kini lampu lintas di Jepang masih memakai warna biru untuk menggambarkan warna hijau.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.