Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/06/2022, 20:08 WIB

Secara umum, Azril menilai harga tiket naik ke atas Candi Borobudur tersebut terlalu mahal. Terlebih, jika wisatawan lokal hanya dapat melihat bangunan candi dari bawah atau dari area pelataran, juga harus membayar Rp 50.000 per orang.

“Naik ke atas Candi Borobudur bayar Rp 750.000 itu terlalu mahal. Lalu, bayar Rp 50.000 hanya melihat candi saja dari jauh kan percuma, seharusnya enggak bayar juga bisa," ujarnya. 

Oleh sebab itu, ia meyakini jumlah pengunjung situs budaya unggulan Indonesia itu bisa turun drastis. Bahkan, ia memprediksi kondisinya tidak jauh berbeda dengan masa pandemi Covid-19. 

Baca juga: Harga Tiket Naik Candi Borobudur Jadi Rp 750.000, Akademisi: Itu Akal-akalan Saja...

“Kondisinya akan sama seperti zaman Covid-19, tidak akan ada kenaikan jumlah pengunjung. Artinya, jumlah wisatawan tidak akan maju sama dengan saat pandemi,” tuturnya. 

Tantangan di tengah kebangkitan industri pariwisata

Sangat disayangkan, lanjut Azril, kebijakan itu justru direncanakan saat industri pariwisata mulai bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19.

Hal ini tentunya akan menjadi tantangan baru bagi pelaku industri pariwisata dan pendukungnya, seperti UMKM dan agen perjalanan.

“Bagaimana mau mengangkat pariwisata kita? Kan pariwisata kita baru mulai menggeliat, tiba-tiba dibebani lagi dengan itu. Aduh, kasihan-lah. Kita baru saja kena Covid-19, ini sudah mulai turun. Wisatawan mulai datang ke Borobudur,” tuturnya. 

Oleh sebab itu, ia menilai pemerintah harus mengevaluasi ulang rencana perubahan tarif tersebut. 

Cukup sistem kuota, tanpa perlu naikkan harga

Menurutnya,apabila tujuan pemerintah membatasi jumlah pengunjung, maka bisa menggunakan sistem kuota saja tanpa harus mengerek setinggi langit harga naik ke atas Candi Borobudur. 

Sebelumnya, Luhut berdalih kenaikan harga tiket Candi Borobudur bertujuan untuk membatasi jumlah kunjungan dengan target 1.200 orang per hari.

Baca juga: Naik Borobudur Bayar Rp 750.000 Dikritik, Pengelola: Kalau Cuma Foto-foto, di Bawah Saja

Kuota kunjungan itu diberlakukan demi menjaga kelestarian salah satu Warisan Budaya Dunia yang telah diakui oleh UNESCO itu.  

“Kalau untuk membatasi ya batasi saja, siapa daftar duluan, dia yang duluan naik, lalu sampai 1.200 pengunjung, stop. Tidak ada hubungannya dengan uang,” ucapnya.  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+