Hal ini tentunya akan menjadi tantangan baru bagi pelaku industri pariwisata dan pendukungnya, seperti UMKM dan agen perjalanan.
“Bagaimana mau mengangkat pariwisata kita? Kan pariwisata kita baru mulai menggeliat, tiba-tiba dibebani lagi dengan itu. Aduh, kasihan-lah. Kita baru saja kena Covid-19, ini sudah mulai turun. Wisatawan mulai datang ke Borobudur,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menilai pemerintah harus mengevaluasi ulang rencana perubahan tarif tersebut.
Menurutnya,apabila tujuan pemerintah membatasi jumlah pengunjung, maka bisa menggunakan sistem kuota saja tanpa harus mengerek setinggi langit harga naik ke atas Candi Borobudur.
Sebelumnya, Luhut berdalih kenaikan harga tiket Candi Borobudur bertujuan untuk membatasi jumlah kunjungan dengan target 1.200 orang per hari.
Baca juga: Naik Borobudur Bayar Rp 750.000 Dikritik, Pengelola: Kalau Cuma Foto-foto, di Bawah Saja
Kuota kunjungan itu diberlakukan demi menjaga kelestarian salah satu Warisan Budaya Dunia yang telah diakui oleh UNESCO itu.
“Kalau untuk membatasi ya batasi saja, siapa daftar duluan, dia yang duluan naik, lalu sampai 1.200 pengunjung, stop. Tidak ada hubungannya dengan uang,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.