Ide atau gagasan penyelenggaraan Jakarta Fair ternyata muncul dari seorang konglomerat di bidang tekstil, yakni Syamsudin Mangan atau lebih dikenal sebagai Haji Mangan. Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Haji Mangan mengusulkan suatu ajang pameran besar untuk meningkatkan pemasaran produk dalam negeri. Pertimbangannya, saat itu pengusaha dalam negeri mulai bangkit pasca insiden G30S/PKI pada 1965.
Usulan itu disampaikan kepada Ali Sadikin, yang kemudian disambut dengan baik. Haji Mangan terinspirasi dari berbagai event pameran internasional yang sering diikutinya sebagai seorang konglomerat tekstil.
Agar penyelenggaran Jakarta Fair lebih resmi, maka Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 1968. Isinya antara lain menetapkan bahwa Jakarta Fair menjadi agenda tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang milad DKI Jakarta pada 22 Juni.
Baca juga: Harga Tiket Jakarta Fair 2022, Beli Online Lebih Murah
Meskipun bernama Pekan Raya Jakarta, namun pelaksanaannya melebihi tujuh hari. Selama Jakarta Fair berlangsung, rekor penyelenggaraan terlama adalah Jakarta Fair 1969 yang berlangsung selama 71 hari.
Padahal, pada umumnya Jakarta Fair berlangsung selama 30 – 35 hari. Selain rekor penyelenggaraan terlama, Jakarta Fair 1969 juga kedatangan tamu spesial, yaitu Presiden AS Richard Nixon yang tengah menjalani lawatan ke Indonesia.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Atraksi Barongsai di Jakarta Fair 2022
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.