Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Frangky Selamat
Dosen

Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara

Destinasi Bermutu untuk Wisatawan Berkualitas

Kompas.com - 29/06/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA dikilas balik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah 16,11 juta wisatawan.

Jumlah ini adalah kenaikan 1,88 persen dari tahun 2018 dengan jumlah wisman 15,81 juta orang.

Tahun 2020, ketika pandemi mulai terjadi, jumlah wisman yang berkunjung terjun bebas hingga “hanya” mencapai 4,05 juta orang.

Tahun ini ketika pandemi dianggap mulai terkendali walau dalam beberapa minggu terakhir penularan Covid mulai merangkak naik, terbetik berita bahwa pemerintah melalui Kemenparekraf menargetkan 1,5 juta wisman berkualitas datang ke Indonesia khususnya Bali.

Wisatawan berkualitas? Istilah ini mengacu pada karakteristik wisatawan yang banyak menghabiskan waktu dan uang ketika berwisata.

Semakin lama (length of stay) dan banyak rata-rata uang (average spending per arrival) yang dikeluarkan untuk keperluan wisata semestinya memberikan efek pengganda (multiplier effect) yang makin menguntungkan bagi perekonomian suatu daerah. Membuka kesempatan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Seperti pernah dikemukakan Wisnutama, mantan Menparekraf, wisman yang berkunjung ke Indonesia rata-rata menghabiskan 1.220 dollar AS atau Rp 18,056 juta (pada nilai tukar Rp 14.800 per dollar AS).

Sebagai pembanding di Selandia Baru rata-rata wisman mengeluarkan 5.000 dollar AS atau sekitar Rp 74 juta.

Wisatawan berkualitas semestinya akan mendukung pelestarian lingkungan karena menyeimbangkan kuantitas wisatawan yang datang dengan daya dukung lingkungan.

Selain itu semestinya mereka relatif telah teredukasi sehingga tidak memicu kontroversi dengan masyarakat sekitar karena perilaku yang tidak pantas.

Wisatawan yang mengikuti kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) masuk dalam kategori ini atau yang berkaitan dengan acara khusus seperti sport tourism dan ecotourism (ekowisata).

Tanpa bermaksud merendahkan wisatawan yang tidak masuk kategori “berkualitas”, wisman yang biasa-biasa saja mungkin dianggap penggembira karena dianggap kalah menguntungkan.

Walau kenyataannya wisatawan “biasa-biasa” masih mendominasi dan tidak mudah juga meningkatkan jumlah kunjungannya.

Destinasi bermutu

Labuan Bajo.SHUTTERSTOCK Labuan Bajo.
Untuk menarik wisman berkualitas semestinya tidak begitu saja datang tiba-tiba tanpa ada penawaran khusus.

Logika sederhana adalah untuk mendatangkan wisman berkualitas dibutuhkan destinasi yang juga menawarkan mutu bagus. Dibutuhkan persiapan menyeluruh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com