MBAY, KOMPAS.com - Sebanyak 200 orang muda di Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, mengikuti parade nyiru pada Sabtu (9/7/2022).
Parade itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan hari orang muda Ndora (Ndora Youth Day) yang digelar selama sepekan.
Ketua Panitia Penyelenggara Emilianus Meze mengatakan Parade Nyiru dilakukan untuk mengangkat kembali tradisi atau kebiasaan orang Ndora sehari-hari.
Baca juga: Festival Budaya di Manggarai Timur NTT, Utamakan Wisata Budaya dan Religi
Selain parade nyiru, kegiatan lain yang diisi saat itu ialah ekspedisi tumbuk padi (Dho Dhenga) dan tampi beras (Tepi Sea).
Ada pula pertunjukan Esu atau memasak nasi di priuk tanah serta Kose atau memasak nasi dan daging di bambu.
"Jadi, parade ini juga adalah materi literasi yang diberikan oleh orang muda. Bahwa parade ini adalah bagian dari tradisi kehidupan masyarakat Ndora," jelas Emilianus dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (11/7/2022).
Parade nyiru digelar mulai dari halaman Gereja St. Petrus Martir Ndora dan diarakan menuju Kantor Desa Ulupulu 1. Adapun kegiatan itu diiringi grup marcing band dari SMPK Manungae Ndora.
Bupati Nagekeo, Anggota DPRD NTT, dan tamu undangan juga turut mengikuti prosesi sepanjang kurang lebih satu kilometer. Mereka juga menyaksikan rangkaian pertunjukan.
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do yang juga turut terlibat dalam pertunjukan itu mengatakan, cerita kebiasaan mesti disampaikan secara berulang melalui event serupa.
Menurut dia, Parade Nyiru ditujukan untuk menemukan kembali identitas orang Ndora yang sedianya dilahirkan sejak lama.
"Ini menunjukkan siapa kita sebenarnya, orang Ndora, orang Nagekeo. Ini identity problem, semua kita dimotivasi oleh nilai. Nilai dan kepercayaan lahir dari story atau cerita," ujar Johanes.
Baca juga: Berburu Matahari Terbit di Pesisir Selatan Manggarai Timur NTT
Dari cerita, lanjut dia, akan melahirkan ritual kemudian memanen pengorbanan bagaimana orang Ndora bisa kembali menganyam nyiru dan membuat priuk tanah. Semua itu harus dilakukan secara berulang-ulang.
Ia pun berharap, kaum muda harus bangkit bersama untuk mempertahankan kembali tradisi dan produk lokal seperti nyiru.
"Kita ingin ke depan, orang muda bisa didampingi, dibina dengan lengkap baik secara rohani maupun jasmani," imbuh Johanes.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.