KOMPAS.com - Segitiga Bermuda adalah julukan untuk kawasan di bagian barat Samudra Atlantik Utara. Letak Segitiga Bermuda kira-kira ditandai oleh tiga titik, yakni di Miami di Florida, Amerika Serikat; Bermuda; dan Puerto Rico.
Di area yang juga dikenal sebagai Bermuda Triangle ini, tercatat sekitar 50 kapal laut dan 20 pesawat terbang menghilang secara misterius, dikutip dari britannica.com, Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Laut Iblis di Jepang yang Misterius, Sama seperti Segitiga Bermuda
Lantas, apa pesawat dan kapal tersebut akhirnya bisa ditemukan, serta misteri Segitiga Bermuda sudah terpecahkan seiring berjalannya waktu?
Berikut lima fakta Segitiga Bermuda yang wajib diketahui, berdasarkan rangkuman Kompas.com dari berbagai sumber.
Nama Segitiga Bermuda pertama kali disebut di majalah Argosy pada tahun 1964 oleh sang penulis, Vincent H. Gaddis.
Dalam tulisannya, Gaddis menyebut kasus-kasus hilangnya pesawat terbang dan kapal laut sejak tahun 1963.
Salah satu penyebab hilangnya moda transportasi laut dan udara itu, menurut dugaannya, adalah gangguan magnetis yang menyebabkan kompas tidak bisa bekerja dengan baik
Kendati demikian, nama Segitiga Bermuda dipopulerkan oleh Charles Berlitz. Ia menulis buku terkenal berjudul The Bermuda Triangle pada tahun 1974, dikutip dari livescience.com.
Baca juga: Di Mana Letak Segitiga Bermuda?
Ada banyak teori di balik hilangnya kapal dan pesawat di Segitiga Bermuda.
Ada yang meyakini bahwa area ini berhubungan dengan pulau Atlantis. Terdapat juga rumor bahwa Segitiga Bermuda merupakan portal waktu, sekaligus basis alien.
Tidak sedikit juga yang percaya bahwa faktor alam memengaruhi keadaan di Segitiga Bermuda.
Cuaca yang cepat berubah dan badai dapat ditemui di area ini, sehingga cukup membahayakan kapal dan pesawat pada zaman dahulu, yang belum memiliki akses ke prakiraan cuaca yang akurat.
Pada tahun 2010, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika Serikat (AS) membantah bahwa tragedi di area tersebut berhubungan dengan hal-hal supranatural.
"Angkatan Laut AS dan Penjaga Pantai AS berpendapat bahwa tidak ada penjelasan supranatural untuk bencana yang (terjadi) di laut," bunyi keterangan di situs web NOAA.
Bahkan, lanjut laman tersebut, tidak ada peta resmi yang menggambarkan batas-batas pasti dari area Segitiga Bermuda.
The US Board of Geographic Name (Dewan Nama Geografis AS) juga tidak mengakui Segitiga Bermuda sebagai nama resmi, serta tidak menyimpan arsip resmi terkait area itu.
Tidak hanya itu, pada tahun 2020, kapal SS Cotopaxi yang dikabarkan hilang di Segitiga Bermuda sejak tahun 1925 akhirnya ditemukan. Bangkai kapal berada di dekat pantai St Augustine di Florida, atau di luar area Segitiga Bermuda, dilansir dari huffpost.com.
Baca juga: 5 Tempat Paling Misterius di Dunia yang Mirip Segitiga Bermuda
Apakah dengan banyaknya kapal dan pesawat yang hilang, otomatis menjadikan area Segitiga Bermuda tertutup bagi kedua moda transportasi itu?
Jawabannya justru sebaliknya. Hingga saat ini, masih banyak kapal dan pesawat yang melintasi area yang dipercayai menjadi bagian dari Segitiga Bermuda.
Dilansir dari The Travel, tidak ada larangan untuk tidak melintasi area ini. Bahkan, jalur laut yang melintasi Segitiga Bermuda merupakan salah satu jalur tersibuk di dunia.
Baca juga: 5 Fakta Seputar Penerbangan Misterius, Mengapa Sangat Diminati?
Walau disebut sebagai jalur paling sibuk di dunia, bukan berarti area Segitiga Bermuda bebas dari bahaya.
Segitiga Bermuda menjadi lokasi dari titik paling dalam Samudra Atlantik. Titik bernama Milwaukee Deep ini merupakan bagian dari Palung Puerto Rico (Puerto Rico Trench), dengan kedalaman sekitar 8.380 meter.
Selain itu, menurut NOAA, sebagian besar badai tropis Atlantik terjadi di area Segitiga Bermuda, ditambah cuaca yang bisa berubah tiba-tiba.
Banyaknya pulau di Laut Karibia (Caribbean Sea) juga mengakibatkan perairan dangkal yang dapat membahayakan navigasi kapal.
Baca juga: 10 Fakta Pulau Paskah yang Penuh Misteri
Selain Segitiga Bermuda di Samudera Atlantik, ternyata ada juga Segitiga Bermuda Indonesia di Masalembu, Madura, Jawa Timur. Tepatnya di antara Laut Jawa dan Selat Makassar.
Dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (10/8/2021), tercatat banyak kapal yang tenggelam di perairan ini. Di antaranya KMP Tampomas II pada tahun 1981 yang menelan 288 korban jiwa dan KRI Teluk Jakarta 541 pada tahun 2020.
Diduga fenomena air pocket atau kantung udara terjadi di wilayah ini. Untuk diketahui, fenomena air pocket terjadi ketika udara mengalir dalam kecepatan tinggi dan dapat membahayakan pesawat yang melintas di atasnya.
Tidak hanya itu, arus perairan di wilayah ini juga cukup deras.
Baca juga: Hutan Bengkok di Pedalaman Polandia, Penyebabnya Masih Misteri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.