Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2022, 07:07 WIB
Imron Hakiki,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Masyarakat Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur menggelar arak-arakan pada Senin (8/8/2022) untuk memperingati meningganya Mbah Sogol.

Ia merupakan seorang tokoh masyarakat yang membuka hutan dan menjadi penyebar agama Islam di sana.

Tampak kegiatan arak-arakan itu mengular hingga memadati sepanjang jalan Hayam Wuruk, Gondanglegi Kulon yang berjarak sekitar 1 kilometer, tepatnya dari halaman pasar Gondanglegi sampai makam Mbah Sogol.

Baca juga: Wisatawan di Kota Batu Tumpah Ruah Menyaksikan Karnaval 1.000 Banteng

Rombongan peserta arak-arakan terlihat menggunakan baju adat jawa tradisional seperti surjan dan jawi jangkep untuk peserta pria, dan baju kebaya untuk peserta perempuan.

Selain itu, setiap rombongan juga membawa nasi tumpeng, serta  gunungan ruas bambu yang berisi makanan di dalamnya.

Menariknya sebelum masuk area pemakaman, gunungan ruas bambu itu diperebutkan oleh warga sekitar yang menonton arak-arakan tersebut.

Ketua Komunitas Pemerhati Makam Mbah Sogol, Abdul Fattah mengatakan, acara dilaksanakan setiap bertepatan pada tanggal 10 bulan Muharram dalam kalender Islam.

Baca juga: 13 Wisata Pantai di Malang, Ada yang Mirip Bali dan Raja Ampat

Kegiatan ritual arak-arakan itu pertama kali dicetuskan pada tahun 2011. Kala itu, menurut Fattah, acara diawali dengan kegiatan ritual tahlil di kawasan makam Mbah Sogol.

"Kemudian seiring berjalannya waktu, kita sepakat untuk menggelar kegiatan arak-arakan ini sebagai rangkaian ritual peringatan haul," kata dia kepada Kompas.com.

Warga berebut gunungan ruas bambu berisi makanan yang diarak, untuk mengharapkan keberkahan.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Warga berebut gunungan ruas bambu berisi makanan yang diarak, untuk mengharapkan keberkahan.

Tujuannya, adalah untuk melestarikan ingatan masyarakat tentang Mbah Sogol selaku tokoh bagi masyarakat Gondanglegi.

"Kali ini adalah peringatan haul Mbah Sogol yang ke 185 tahun. Ia meninggal pada 1837 silam," tuturnya.

Sebelum pandemi Covid-19 kegiatan arak-arakan itu diikuti oleh sedikitnya 500 warga sekitar. Namun saat ini, karena pandemi masih ada, hanya diikuti oleh setidaknya 50 persen atau 250 orang.

Baca juga: Wisatawan di Kota Malang Bisa Antisipasi Kemacetan dengan Aplikasi Ini

"Pada saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, peringatan haul ini tidak dilaksanakan karena adanya pembatasan. Sekarang sudah diperbolehkan tapi dengan batasan 50 persen," jelanya.

Mbah Sogol, tokoh masyarakat Gondanglegi Malang

Fattah menceritakan, Mbah Sogol dikenal sebagai tokoh yang membuka kawasan Gondanglegi yang sebelumnya masih berupa hutan belantara sekitar tahun 1830.

Selain membuka hutan, ia juga dikenal orang pertama yang membawa ajaran Islam ke masyarakat Gondanglegi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com