Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2022, 06:33 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggemar kisah zombie mungkin pernah menonton film Train to Busan. Kini, masyarakat bisa mencoba pengalaman seolah-olah dikejar zombie di kereta, layaknya adegan dalam film tersebut.

Pengalaman unik ini bisa dirasakan saat mengunjungi wahana Train to Apocalypse di Jakarta, yang diselenggarakan oleh PT Lintas Raya Terpadu (LRT) bekerja sama dengan event organizer Pandora Box.

Baca juga: Naik Kereta Zombie di Jakarta: Harga, Jadwal, dan Cara Pesan Tiket

Wahana Train to Apocalypse digelar setiap hari, mulai 5 Agustus hingga 11 September 2022.

Wahana kereta zombie ini melewati lima stasiun, yaitu Stasiun Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulo Mas, Equestrian, dan berakhir di Velodrome.

Pengalaman naik kereta zombie di Jakarta di wahana Train to Apocalypse

Saat Kompas.com berkunjung ke Stasiun Boulevard Utara di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (12/8/2022), pengunjung akan dibagikan kartu berisi nominal tertentu untuk menaiki wahana.

Petugas yang mengarahkan di wahana Train to Apocalypse di Kelapa Gading, Jakarta Utara. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Petugas yang mengarahkan di wahana Train to Apocalypse di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sebelum masuk, pengunjung akan dibagi agar berjalan berombongan per kelompok sesuai sesinya.

General Manager Operasi dan Pelayanan LRT Jakarta Ampunghuang R Patriadi mengatakan, pengunjung wahana diatur beregu dengan maksimal beranggotakan 10 orang dalam satu regu.

"Masing-masing regu bergantian memasuki setiap wahana yang tersedia secara berurutan. Idealnya lima sampai enam orang saja, semakin sedikit semakin menyeramkan," ujar Ampunghuang kepada Kompas.com di Kelapa Gading, Jumat.

Baca juga: Cerita di Balik Munculnya Kereta Zombie Kelapa Gading, Terinspirasi Film Train To Busan

Dari pintu masuk, terlihat petugas berpakaian loreng kehijauan layaknya tentara, dengan membawa replika senjata laras panjang. Ia memberikan pengarahan kepada setiap kelompok yang akan memulai perjalanan.

"Bagi yang membawa ponsel atau barang berharga lain, hati-hati, karena ini evakuasi keamanan, evakuasi bencana. Sepatunya yang pakai tali, bisa diikat dulu agar tidak tersandung," jelas petugas tersebut.

Saat berangkat, pengunjung dapat melihat kondisi Stasiun LRT yang sudah berantakan dan hancur seolah-olah akibat serbuan para zombie. Latar suara yang mengiringi layaknya evakuasi bencana sungguhan, sehingga menambah ketegangan suasana.

Di Stasiun Boulevard Utara, terdapat wahana bernama area kekacauan (Chaos Area), mayat hidup tertidur (Sleeping Zombie), dan pembangunan (Under Construction).

Baca juga: Hadirkan Wahana Zombi Train to Apocalypse, LRT Akui untuk Genjot Jumlah Penumpang

Sensasi pengejaran zombie terasa berbeda di setiap titik. Hal ini karena ada zombie yang agresif, ada yang hanya berdiri menakuti pengunjung, dan ada juga yang tertidur.

Petugas yang berjaga juga senantiasa memandu pengunjung, serta memastikan bahwa tidak ada yang terluka maupun "terinfeksi" zombie. 

Kereta LRT yang digunakan sebagai wahana Train to Apocalypse di Kelapa Gading, Jakarta Utara. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Kereta LRT yang digunakan sebagai wahana Train to Apocalypse di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kemudian, pengunjung diarahkan memasuki kereta menuju Stasiun Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur. Di dalam kereta, tentunya ada kejutan tak kalah menarik yang menanti para pengunjung.

Setibanya di Stasiun Velodrome, pengunjung juga akan melewati tiga zona utama. Ketiganya adalah penyintas kanibal (Canibal Survivor), serbuan mayat hidup (Zombie Rush), dan terakhir zona aman (Safety Zone).

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Jalan Jalan
Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Travel Update
Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com