Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Wisata Indoor di Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi Saat Musim Hujan 

Kompas.com - 26/11/2022, 12:11 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

6. Upside Down

Tempat wisata ini menawarkan konsep unik, yaitu menghadirkan ruangan terbalik.

Mengutip Kompas.com (13/9/2016), pengunjung akan mendapati perabotan yang ditempel di dinding dan atap bangunan. Sebut saja, tempat tidur, sofa, meja makan, dan sebagainya yang tertempel pada langit-langit.

Semua barang yang digunakan di tempat ini adalah asli. Meskipun demikian, pengunjung tidak perlu khawatir mengenai keamanan, karena barang-barang tersebut direkatkan dengan kuat. 

Penataan barang yang sedemikian rupa menghasilkan foto pengunjung seolah-olah terlihat terbalik melawan gravitasi saat berada di dalam ruangan.  

Lokasinya berada di Jalan Ring Road Utara 18, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. 

Baca juga: 9 Tempat Ngopi di Yogyakarta dengan Pemandangan yang Instagramable

7. Chocolate Monggo Museum

Tidak hanya berkaitan dengan sejarah, Yogyakarta juga memiliki museum kuliner, salah satunya Chocolate Monggo Museum

Para orangtua bisa mengajak anak-anak mereka untuk wisata sekaligus edukasi kuliner di  Chocolate Monggo Museum. 

Berdasarkan informasi dari situs Visiting Jogja Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, obyek wisata ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang sejarah coklat  nusantara.

Selain itu, anak-anak bisa melihat proses pembuatan biji coklat hingga menjadi coklat siap makan.

Serunya lagi, anak-anak juga bisa belajar bikin coklat dan membawa pulang olahan coklat hasil karyanya. Lokasi Chocolate Monggo Museum. berada di Jalan Tugu Gentong RT03, Sribitan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. 

Baca juga: Sejarah Berdirinya Yogyakarta, Kerajaan Besar yang Pecah Jadi 2

Museum Cokelat Monggo di YogyakartaDok. Instagram.com/chocolatemonggo Museum Cokelat Monggo di Yogyakarta

8. Keraton Yogyakarta

Tak lengkap rasanya jika berwisata ke Yogyakarta tanpa mengunjungi Keraton Yogyakarta. Sebagian area keraton berada dalam ruangan, sehingga masih bisa dikunjungi meskipun musim hujan. 

Keraton Yogyakarta menyimpan banyak saksi sejarah perkembangan budaya Jawa dan Indonesia, sehingga anak-anak dapat berwisata edukasi. 

Mengutip Kompas.com, (3/7/2021), keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada 1755, setelah Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua.

Kompleks Keraton Yogyakarta dibagi dalam tiga halaman yang membujur dari arah utara ke selatan. Wisatawan bisa melihat berbagai peninggalan keraton Yogyakarta, seperti benda pusaka, kereta kuda kerajaan, potret, dan lainnya.

Selama kunjungan, wisatawan akan ditemani oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah Keraton Yogyakarta. 

Baca juga: Rute dan Harga Tiket Masuk Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem. 
SHUTTERSTOCK/Aquavisuals Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem.

9. Benteng Vredeburg

Jika melintasi Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta wisatawan akan menemui bangunan peninggalan kolonial, yaitu Benteng Vredeburg. 

Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah Indonesia yang terjadi di Yogyakarta

Mengutip situs Dinas Kebudayaan Yogyakarta, dulunya pihak Belanda  mengusulkan kepada sultan agar diizinkan membangun sebuah benteng di dekat keraton.

Dalihnya, agar Beanda dapat menjaga keamanan keraton dan sektarnya. Akan tetapi, tujuan asli pihak Belanda adalah mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam keraton.

Benteng Vredeburg memiliki koleksi berupa minirama Kongres Boedi Oetomo, diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI, mesin ketik Surjopranoto, kendil yang digunakan oleh Soedirman, Dokumen Soetomo, dan bangku militer akademi

Sementara di dalamnya terdapat beberapa bangunan penting, seperti rumah perwira, rumah residen, asrama prajurit, gudang senjata, gudang logistik, hingga rumah sakit.

Baca juga: 9 Wisata Malam Yogyakarta yang Romantis dan Murah Meriah

Benteng Vredeburg.kebudayaan.jogjakota.go.id Benteng Vredeburg.

10. Sendratari Ramayana 

Sendratari Ramayana adalah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog. 

Mengutip dari situs Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, pertunjukkan yang digelar di dekat Candi Prambanan tersebut mengangkat cerita Ramayana. 

Cerita Ramayana tersebut berdasarkan epos Hindu, yang diadaptasi dengan budaya Jawa sehingga membuat Sendratari Ramayana menjadi tarian unik.

Baca juga: 7 Pantai di Yogyakarta untuk Melihat Sunset

Sendratari Ramayana berdasarkan kisah Ramayana pada relief Candi Prambanan.SHUTTERSTOCK/ALEKSANDAR TODOROVIC Sendratari Ramayana berdasarkan kisah Ramayana pada relief Candi Prambanan.

Lebih dari 200 penari profesional dan musisi lokal berpartisipasi dalam Sendratari Ramayana. Pada musim kemarau, Sendratari Ramayana dipentaskan pada panggung terbuka dengan Candi Prambanan sebagai latar belakang. 

Namun, pada musim hujan pertunjukkan Sendratari Ramayana Prambanan diadakan di panggung tertutup atau Trimurti Stage. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com