Sebanyak 46 persen masyarakat yang disurvei menyatakan tidak lagi terlalu mengutamakan kebutuhan perjalanan terkait pandemi, seperti vaksin, testing, atau asuransi khusus Covid-19.
"Dulu saat pandemi, salah satu pertimbangannya memang sertifikasi kebersihan seperti CHSE, misalnya. Nah, untuk saat ini memang sudah mulai bergeser, karena mulai endemi," ungkapnya.
Baca juga: Tamu Hotel Kapsul Tinggal Lebih Lama Saat Pandemi, Bisa hingga Berbulan-bulan
Masyarakat, kata dia, cenderung lebih mengutamakan fleksibilitas dan promo.
Masih menurut data Global Travel Intentions, 25 persen masyarakat mempertimbangkan traveling untuk healing dan relaksasi dari kepenatan.
"Masyarakat Indonesia menjadikan perjalanan wisata sebagai pelarian dan hiburan dari rasa penat setelah banyak berdiam di rumah selama pandemi," tuturnya.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Pesan Kamar Hotel agar Dapat Harga Murah?
Pandemi juga telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi semakin digital dan contactless demi pengalaman minim sentuhan, sebagai upaya pencegahan penularan virus Covid-19.
Ini terjadi saat akan berinteraksi dengan orang lain, seperti ketika ingin melakukan berbagai macam transaksi atau pembayaran.
"81 persen mencari metode pembayaran dengan kartu kredit, termasuk contactless," tutur Head of Strategy & Business Planning Visa Indonesia Handikin Setiawan.
Baca juga: Kenapa Maskapai Tak Bisa Refund Tiket dalam Bentuk Uang Tunai?
Oleh karena itu, kata dia, pembayaran contactlessmenjadi salah satu standar baru tren pembayaran lintas-negara. Serta, sudah semakin menjadi pilihan masyarakat global, termasuk di Indonesia yang mengedepankan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram