Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menginap di Museum Polri, Jelajah Tengah Malam Cuma Berbekal Senter

Kompas.com - 26/12/2022, 10:51 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Pengalaman menginap di Museum Polri

Senja itu langit Jakarta Selatan nampak mendung saat saya sampai di depan gedung Museum Polri. Beberapa peserta yang baru sampai terlihat menggembol ransel dan tikar yang dijinjing.

Ada sekitar 24 peserta yang ikut acara menginap di Museum Polri kali ini. Semua datang dari beragam kalangan, mulai dari pelajar, pekerja kantoran, sejarawan, bahkan ada keluarga yang datang bersama anak dan istri.

Baca juga: 50 Tempat Wisata Jakarta yang Populer, dari Alam hingga Sejarah

Mulanya peserta diminta registrasi ulang data di meja kedatangan, kemudian masing-masing diberi tanda nama guna memudahkan saling mengenal satu sama lain.

Acara diawali dengan makan malam bersama di tenda khusus yang sudah disiapkan oleh KHI di luar gedung museum. Di sini para peserta mulai saling berkenalan.

Sekitar pukul 19.30 WIB semua peserta diminta untuk berkumpul di lobi Museum Polri, yang menjadi lokasi acara diskusi sejarah sekaligus lokasi tidur semua peserta.

Ekspektasi saya tentang ruangan sempit, pengap, dan berdebu untuk ruangan menginap langsung dipatahkan saat masuk ke lobby museum.

Baca juga: 5 Pohon Natal Ikonis dan Instagramable di Jakarta 2022

Ruangannya ternyata terang, bersih, udara lapang, dan terasa sejuk karena nyala AC langsung menyambut.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan diskusi seputar sejarah perjuangan kepolisian bangsa Indonesia pada masa penjajah.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan berbincang secara virtual dengan cucu polisi Hoegeng, Krisnadi R. Hoegeng.

Replika sepeda yang digunakan polisi era penjajahan.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Replika sepeda yang digunakan polisi era penjajahan.

Sekitar pukul 23.30 WIB, acara puncak menjelajah museum pada malam hari pun dimulai.

Mulanya semua peserta diminta bersiap siap di depan pintu masuk museum mendengarkan arahan petugas perihal aturan yang harus diperhatikan selama berada di dalam museum.

Baca juga:

Nantinya semua peserta di dalam museum tidak boleh membuat kegaduhan, tidak boleh menyalakan penerangn seperti senter dan cahaya telepon genggam, serta tidak boleh menyentuh barang-barang koleksi museum.

Tidak ada pembagian kelompok peserta, semuanya digabung menjadi satu kelompok dan dipandu oleh seorang pemandu museum bermodal sebuah senter kecil.

Jelajah museum pada malam hari dimulai di lantai satu, di sini banyak memajang sejarah kepolisian mulai dari zaman kerajaan hingga zaman penjajah.

Di tengah suasana gelap dan hanya bermodal penerangan dari senter sang pamandu, siluet-siluet jajaran senjata laras panjang nampak menghiasi beberapa bagian ruangan.

Baca juga: 3 Tips Cari Tempat Makan Murah di Jakarta dari Perantau

Meskipun malam itu suasana gelap, tapi jumlah peserta yang cukup banyak dalam satu kelompok membuat kesan menyeramkan di dalam museum hilang sudah. 

Pengunjung museum mencoba sepeda interaktif di lantai 1 Museum Polri.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Pengunjung museum mencoba sepeda interaktif di lantai 1 Museum Polri.

Ditambah ada bagian tanya jawab seputar sejarah antara peserta dan pemandu, sehingga jelajah malam itu lebih serupa sesi diskusi kelas biasa. Bedanya, kali ini dilakukan di tengah kegelapan.

Masuk menuju bagian tengah museum, terdapat replika transportasi yang digunakan saat masa penjajah, di antaranya ada sepeda motor dan sepeda tua.

Baca juga: 6 Tempat Wisata Murah Meriah di Jakarta untuk Libur Nataru

Museum Polri menurut saya cukup modern. Alasannya, di sini juga disediakan media interaktif layar sentuh yang dapat digunakan oleh pengunjung museum untuk melihat penjelasan seputar sejarah.

Tidak hanya itu, peserta juga diberi kesempatan mencoba naik sepeda dengan latar gambar kondisi Indonesia pada zaman dahulu. 

Jelajah dilanjutkan ke lantai dua, di sini pemandu fokus menjelaskan seputar kepolisian pada masa sekarang.

Baca juga: 3 Tempat Makan Murah Meriah di Kota Tua Jakarta, Mulai Rp 10.000

Dimulai dari jenis-jenis seragam yang dipakai oleh polisi, jenis-jenis pangkat yang disematkan di seragam polisi, hingga ada replika motor dan mobil patroli polisi yang biasa dilihat di jalanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

Itinerary
5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com