Memasuki lantai dua membuat saya cukup was was karena di sini lebih banyak dihuni oleh patung-patung berseragam yang menyebar di beberapa titik.
Sehingga saat melihat beberapa pajangan di dinding, saya merasa seperti sedang diawasi. Ditambah semua patung yang dipajang berwarna hitam dan dipakaikan berbagai macam seragam polisi.
Baca juga: 5 Desa Wisata di Jakarta dan Sekitarnya untuk Libur Nataru
Serupa dengan lantai satu, di lantai dua juga terdapat media interaktif berupa penjelasan seputar teknis otopsi yang biasa dilakukan oleh polisi.
Autopsi yang dijelaskan di sini meliputi otopsi korban gantung diri, kebakaran, hingga korban pembunuhan.
Lanjut menuju lantai tiga, bahasannya cukup menarik karena fokus mengulas kasus terorisme yang pernah terjadi di Indonesia.
Tepat di ujung anak tangga menuju lantai tiga, pengunjung akan disambut dengan maket yang menggambarkan proses terjadinya bom Bali 1.
Baca juga: Kaleidoskop: Tempat Wisata Hits di Jakarta Sepanjang 2022
Di sini juga terdapat penjelasan seputar jenis-jenis bom yang pernah digunakan di Indonesia, seperti bom panci, bom buku, hingga bom rice cooker.
Jelajah malam di dalam museum ditutup dengan menonton tayangan seputar sejarah perjuangan polisi di sebuah bioskop mini yang ada di lantai tiga Museum Polri.
Sekitar pukul 02.00 WIB semua peserta kembali ke lobi Museum Polri untuk menonton sebuah film tema kepolisian, kemudian beristirahat.
Sembari menonton film tema kepolisian di lobby utama sebagai pengantar tidur, para peserta menggelar alas tidur di lantai lobby Museum Polri.
Baca juga: 7 Kafe di Kota Tua Jakarta, buat Pilihan Nongkrong
Ada yang menggelar tikar, sleeping bag, kasur tiup, bahkan ada yang membawa kasur lipat lengkap dengan sprei dan bantal layaknya di rumah.
Bagi beberapa peserta yang tidak membawa tikar, panitia juga menyediakan beberapa tikar yang bisa dipinjam. Termasuk saya yang hanya membawa sleeping bag.
Sesuai petunjuk awal, semua peserta diminta untuk membawa sleeping bag atau alas tikar. Akan tetapi bayangan seputar ruangan yang full AC tidak terpikirkan oleh saya.
Untungnya, bermodal baju hangat, kaos kaki, dan sleeping bag, tubuh saya tidak terlalu kedinginan.
Baca juga: Cara ke Kota Tua Jakarta Naik KRL
Cukup sulit untuk tidur langsung beralas lantai dan hanya menggunakan tas sebagai bantal kepala. Ditambah suara dengkuran peserta yang bersahut-sahutan membuat mata saya sulit tidur.
Namun syukurnya mendekati pukul 04.30 mata saya mulai bisa beristirahat sejenak hingga pukul 06.00 WIB. Sekitar pukul 06.30 WIB semua peserta kembali berkemas dan meninggalkan Museum Polri.
Nah, ada yang tertarik mencoba menginap di museum?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.