Hal lain yang membuat proses pengerjaan kain songket memakan waktu lama adalah karena benang emas yang sulit didapatkan di Indonesia.
Meskipun, Adis sendiri, misalnya, sudah memiliki pemasok andalan dengan beberapa kualitas.
Jika dulu benang emas didatangkan dari India, kini pasokan juga didapatkan dari China, bahkan Thailand dan Singapura.
"Sekarang berkembang, China juga bikin. Kualitas yang bagus juga dari Thailand dan Singapura," tuturnya.
Baca juga: 6 Area Wisata di Jembatan Ampera Palembang, Mampir Warung Terapung
Penggunaan benang emas serta kerumitan pembuatannya membuat selembar kain songket memiliki harga yang tinggi.
Kain-kain songket di butik milik Adis disimpan dalam sebuah lemari kayu bercat emas dan dijejer dalam bentuk gulungan. Beberapa kain yang harganya cukup terjangkau dibanderol sekitar Rp 3 jutaan. Namun, itu bukan yang termahal.
Selembar kain karya Adis yang saat itu ditunjukkannya kepada saya, misalnya, memadukan sejumlah motif dan dibanderol Rp 7,25 juta.
View this post on Instagram
Sebuah ulasan mengenai kain songket di Klasika Kompas juga pernah menyebutkan bahwa kain songket yang disimpan lama memiliki harga yang semakin tinggi.
Baca juga: Merasakan Sensasi Santap Pempek di Warung Apung Palembang
Misalnya, jika kain berusia sekitar 15-25 tahun, perajinnya biasa menawarkan harga di atas Rp 25 juta. Bahkan, ada yang harganya mencapai Rp 50 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.