Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2023, 11:36 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini, Rabu (4/1/2023), umat Hindu memperingati Hari Raya Galungan. Ada sejumlah rangkaian kegiatan dalam perayaan hari suci  yang diperingati setiap enam bulan sekali itu, atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali.

Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, rangkaian kegiatan Hari Raya Galungan sudah dimulai sejak 25 hari sebelumnya. Setiap kegiatan tersebut memiliki makna masing-masing.

“Hari Raya Galungan dirayakan sebagai simbol kemenangan dharma atas adharma, atau kebenaran menang melawan tidak benar,” terangnya kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Makna Hari Raya Galungan dan Sejarahnya

Baca juga: Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan? Simak Bedanya 

Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021).

Rangkaian kegiatan Hari Raya Galungan

Berikut rangkaian kegiatan dalam Hari Raya Galungan beserta maknanya, seperti dihimpun Kompas.com.

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga merupakan awal dari rangkaian acara Hari Raya Galungan yang dimulai dari 25 hari sebelumnya. Tumpek Wariga disebut juga sebagai Tumpek Penguduh, Tumpek Uduh, Tumpek Bubuh, Tumpek Pengatag, atau Tumpek Pengarah, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Buleleng. 

“Maknanya untuk pelestarian lingkungan, khususnya karena banyak buah-buahan yang nantinya akan digunakan persembahan pada saat Hari Raya Galungan,” terang I Gusti Ngurah Sudiana.

Baca juga: 5 Fakta Galungan, Bisa Datangkan Musibah jika Tak Dirayakan

Pada Tumpek Wariga, umat Hindu memuja Sang Hyang Sangkara sebagai dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan, seperti dikutip dari laman Sistem Informasi Desa Sarimekar Buleleng.

Adapun, tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa bubuh (bubur) sumsum berwarna.

Pada Tumpek Wariga, semua pepohonan akan disirami tirta wangsuhpada atau air suci dan diberi sesaji. Setelah selesai, pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berharap agar pohon tersebut dapat segera berbuah untuk upacara Hari Raya Galungan.

Baca juga: 20 Ucapan Hari Suci Galungan dalam Bahasa Indonesia dan Bali 

2. Sugihan Jawa 

Rangkaian kegiatan  Hari Raya Galungan selanjutnya adalah Sugihan Jawa, yang berasal dari kata sugi berarti suci dan jawa berarti luar. Sebab, pada Sugihan Jawa, umat Hindu membersihkan dan menyucikan segala sesuatu yang berada di luar diri manusia atau disebut Bhuana Agung.

“Seminggu sebelum Galungan disebut Sugihan Jawa yang jatuh pada Kamis wuku Sungsang maknanya adalah penyucian alam semesta,” ujar I Gusti Ngurah Sudiana.

Pada Sugihan Jawa, umat Hindu melaksanakan upacara Mererebu atau Mererebon yang bertujuan menetralisir segala hal negatif pada Bhuana Agung. Hal ini disimbolkan dengan pembersihan merajan dan rumah.

Baca juga: Kapan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023? 

Warga membawa sejumlah sesaji saat perayaan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan di Pulau Serangan, Bali, Sabtu (26/9/2020). Hari Raya Kuningan yang digelar beberapa hari setelah Galungan ini dimaksudkan untuk merayakan saat Dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.AFP/SONNY TUMBELAKA Warga membawa sejumlah sesaji saat perayaan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan di Pulau Serangan, Bali, Sabtu (26/9/2020). Hari Raya Kuningan yang digelar beberapa hari setelah Galungan ini dimaksudkan untuk merayakan saat Dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.

3. Sugihan Bali

Setelah membersihkan dan menyucikan Bhuana Agung, selanjutnya umat Hindu menyucikan Bhuana Alit atau diri manusia.

“Besoknya, Jumat wuku Sungsang disebut Sugihan Bali, maknanya penyucian Bhuana Alit atau badan manusia,” kata  I Gusti Ngurah Sudiana.

Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Buleleng, tata cara pelaksanaan Sugihan Bali adalah dengan mandi dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih.

Rangkaian kegiatan itu sebagai simbol penyucian jiwa raga untuk menyongsong Hari Raya Galungan yang semakin dekat.

4. Hari Penyekeban

Hari Penyekeban memiliki makna filosofis nyekeb indriya, artinya mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, seperti dikutip dari Sistem Informasi Desa Sarimekar Buleleng

Hari Penyekeban dirayakan setiap Minggu pahing wuku Dungulan.

“Hari Minggu wuku Dungulan disebut penyekeban, maknanya untuk mengendalikan indera sepenuhnya,” terang  I Gusti Ngurah Sudiana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Jalan Jalan
Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Travel Update
Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Travel Update
9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

Travel Tips
AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

Travel Update
Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Travel Update
Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Jalan Jalan
Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Travel Update
Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Travel Update
Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Travel Update
6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

Hotel Story
Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com