Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Sejarah Stasiun Manggarai, Saksi Perpindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

Kompas.com - 05/01/2023, 11:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

4. Tempat singgah Jenderal Soedirman 

Stasiun Manggarai juga pernah menjadi tempat singgah Panglima Besar Jenderal Soedirman, dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta.

Kedatangan Jenderal Soedirman  dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia

Baca juga: 5 Wisata Cirebon Dekat Stasiun, Jelajahi Tempat Bersejarah

5. Lokasi pembuatan lokomotif 

Stasiun Manggarai pernah menjadi lokasi pembuatan lokomotif pada masa penjajahan Jepang pada 1942, seperti dikutip dari laman KAI Heritage. Mesin yang digunakan untuk membuat lokomotif adalah mesin diesel pabrikan Mercedes. 

Lokomotif tersebut sempat diuji coba jalan dari Stasiun Manggarai ke Tanah Abang, dan Stasiun Manggarai-Bogor dengan hasil yang memuaskan.

Namun, produksi lokomotif Stasiun Manggarai berhenti pada 1943 lantaran Jepang mulai memindahkan beberapa bagian bengkel Stasiun Manggarai serta mesinnya ke berbagai daerah.

Baca juga: 5 Kafe Dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, Cukup Jalan Kaki

6. Ada peron berusia 100 tahun 

Ilustrasi KRL Jabodetabek di Stasiun ManggaraiKementerian Perhubungan Ilustrasi KRL Jabodetabek di Stasiun Manggarai

Tidak banyak yang tahu bahwa terdapat dua peron tua berusia 100 tahun di Stasiun Manggarai, berdasarkan informasi dari Kompas.com (11/7/2022). 

Struktur bangunan peron itu terbuat dari kayu kokoh yang dilengkapi saluran talang air. Bagian atasnya tertutup genteng bata berwarna oranye kemerahan.

Atap peron itu berada di jalur 1 dan 2, yang biasanya digunakan untuk kereta ke Cikarang, Bekasi, dan Jakarta Kota.

Baca juga: 6 Wisata Garut Dekat Stasiun, Bisa Mandi Air Panas

7. Mulai melayani kereta angkutan orang

Stasiun Manggarai mulai melayani kereta angkutan orang pada 6 April 1952, seperti dikutip dari Kompas.com (11/7/2022). Bertepatan dengan program elektrifikasi kereta oleh perusahaana kereta api negara, SS.

Jalur pertama yang dibuka untuk angkutan orang adalah jalur Tanjung Priok-Pasar Senen. Pada tahun 1930, jalur dikembangkan lagi dari Tanjung Priok ke Bogor.

Mulai saat itu, banyak warga melakukan perjalanan dengan kereta api. Kala itu, pemerintah Hindia Belanda masih menerapkan tiket berdasarkan kelas sosial penumpang, meliputi lokal, China, dan Eropa yang berada dalam kereta terpisah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com