Museum Benteng Heritage juga memajang koleksi sepatu yang dulu biasa dikenakan oleh perempuan kalangan bangsawan.
Jangan bayangkan sebuah sepatu mewah dengan hiasa pernak pernik yang berkilauan seperti saat ini.
Baca juga: 5 Tips Kulineran di Pasar Lama Tangerang, Butuh Budget Berapa?
Ironinya, sepatu yang dikenakan oleh perempuan bangsawan pada saat itu berukuran sangat kecil.
Panjangnya sekitar 7,2 sentimeter, ukuran tersebut nampak pas dikenakan oleh kaki anak bayi pada zaman sekarang.
"Pada zaman dahulu, standar kecantikan seorang wanita dilihat dari ukuran kakinya, semakin kecil ukuran kaki seorang wanita, maka dianggap semakin cantik," kata Martin.
Guna mendapatkan bentuk kaki berukuran kecil, maka peranakan Tionghoa pada saat itu melakukan tradisi bounded feet, yaitu membalut kaki dengan kain.
Martin menceritakan, tradisi bounded feet dilakukan pada anak perempuan berusia tiga sampai enam tahun.
Pada rentang umur tersebut empat jari kaki anak perempuan akan dipatahkan, kemudian kaki akan dibalut dengan kain layaknya membungkus ikan asin.
Baca juga: Cara ke Pasar Lama Tangerang Naik KRL, Bisa Jalan Kaki dari Stasiun
Ikatan kain pada kaki akan semakin kuat setiap harinya, sehingga kaki perempuan akan berbentuk tumpul dengan kondisi bekas empat jari yang dipatahkan menekuk ke bagian dalam telapak kaki.
Kata Martin, ikatan kain pada kaki perempuan akan dilepaskan saat perempuan bangsawan tersebut akan menikah.
Tradisi bounded feet ini pernah diterapkan oleh peranakan Tionghoa di Tangerang. Akan tetapi tradisi tersebut kemudian dihilangkan pada 1911.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.