TAMBRAUW, KOMPAS.com - Suku Byak tak hanya dikenal di Kabupaten Byak Numfor, tetapi telah menyebar di berbagai daerah yang ada di tanah Papua, salah satunya di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya.
Di Kabupaten Tambrauw ada enam keret atau marga, yakni Mar, Mayor, Paraibabo, Mambrasar, Mirino, dan Yappen yang mendiami pesisir utara Distrik Bikar dan Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw.
Baca juga:
Suku Byak di Tambrauw dikenal sebagai Byak Karon (Bikar).
Nama ini sudah dikenal sejak dulu dan kini tak lagi terdengar asing bagi warga masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya.
Ketua Dewan Adat Suku Byak di Tambrauw (Bikar), Junus Rumansara menjelaskan awal mula kehadiran enam keret di tanah adat Suku Abun ini lantaran perang Ongi, masalah ekonomi terkait kemarau yang panjang di Byak waktu itu, sehingga mereka harus mencari kehidupan keluar.
"Pada abad 17 hingga abad 18 orang Byak dari enam keret, yakni Mar, Mayor, Mirino, Mambrasar, Yappen, dan Paraibabo ini sudah ada di Pulau Sia Su atau Pulau Dua,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2023).
Baca juga: 3 Provinsi Baru Indonesia di Papua: Ha Anim, Meepago, dan Lapago
Junus menambahkan, dalam perjalanan tidak pernah terbentuk Dewan Adat Suku (DAS) Biak Karon (Bikar).
Awalnya hanya ada suku atau adat Byak saja. Namun, perkawinan campuran antara orang Byak dan Karon -sekarang disebut dengan Suku Abun, memicu dibuatnya Kampung Bikar.
"Keluarga yang kawin campuran ini menyebut mereka adalah Bikar, yaitu ada yang menyebut mereka bapak orang Karon dan mama orang Byak, begitupun sebaliknya,” katanya.
View this post on Instagram
Junus mengatakan, selama ini kehidupan Suku Byak di Tambrauw (Bikar) sangat baik dengan suku lainnya, terutama Suku Abun yang memiliki tanah adat.
Hanya saja, belakangan ini ada yang menganggap orang Byak sebagai pendatang di daerah ini.
Meskipun demikian, kontribusi orang Byak di Kabupaten Tambrauw tak bisa dilupakan.
Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Jayapura, Jelajahi Danau Terluas di Papua
Sebab, kehadiran enam keret Suku Byak di Tambrauw telah berkontribusi terhadap pembangunan wilayah tersebut.
"Kami datang ke tanah Tambrauw telah banyak berkontribusi mulai dari menjadi guru, hingga memberikan kabar injil kepada masyarakat asli yang ada di Kabupaten Tambrauw, hingga berkontribusi terhadap pemekaran daerah ini,” ujar Junus.
Kehadiran enam keret Suku Byak di Kabupaten Tambrauw selama ini terus menjaga kehidupan yang harmonis antara satu keret dan keret lainnya yang ada di Kabupaten Tambrauw.