KOMPAS. com - Informasi mengenai kronologi penembakan Jenderal Ahmad Yani sebelum dibuang ke Lubang Buaya oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) bisa diketahui langsung di lokasi kejadiannya.
Tepatnya di kediaman Jenderal Ahmad Yani yang kini menjadi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
"Di sini, Bapak (Jenderal Ahmad Yani) ditembak, diseret, dan dilarikan ke Lubang Buaya," kata pemandu museum yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Kompas.com, Rabu ( 29/3/2023).
Baca juga: Keliling Saksi Bisu G30S, Ada Museum yang Dulu Rumah Pahlawan Revolusi
Masyarakat yang ingin berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi bisa simak panduan berikut.
Berikut ini adalah panduan lengkap jika ingin berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi:
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
"Hari Senin kita tutup karena libur nasional dan pembersihan (museum)," kata sang pemandu.
Baca juga: Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi: Jam Buka dan Harga Tiket
Sang pemandu mengatakan bahwa Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi terbuka gratis untuk masyarakat umum.
"Kami tidak mengenakan tarif tiket masuk kepada pengunjung, tapi kalau mau memberikan seikhlasnya juga kami sangat berterima kasih. Bahkan dengan ucapan terima kasih pun kamu juga sudah senang," katanya.
Berikut ini adalah daftar aktivitas yang bisa kamu lakukan saat berkunjung ke museum ini:
1. Lihat koleksi
Ada banyak koleksi yang erat kaitannya dengan kehidupan pribadi Jenderal Ahmad Yani di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
Mulai dari perabotan, toilet, dapur, ruang makan, peralatan makan yang biasa digunakan untuk menjamu tamu, pakaian, kamar tidur, hingga mobil yang dulu digunakan sang jenderal.
Menurut pandangan Kompas.com saat berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Rabu(29/3/2023), penataan posisi barang di dalam ruangan lebih mirip rumah dari pada museum.
Begitu juga dengan penataan barang-barang yang ada di dalam kamar Jenderal Ahmad Yani dan anak-anaknya.
2. Belajar sejarah tentang kronologi penembakan
Jika masuk ke dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi bersama pemandu, pengunjung akan diceritakan mengenai kronologi penembakan Jenderal Ahmad Yani. Bukti penembakan masih bisa dilihat.
Baca juga: Aktivitas di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Lihat Lokasi Penembakan Jenderal Ahmad Yani
Mulai dari pintu kaca yang pecah karena ditembak peluru, lokasi jatuhnya Jenderal Ahmad Yani dalam kondisi bersimbah darah, hingga jejak penembakan di beberapa barang.
Selain itu, pengunjung juga akan diceritakan bagaimana keseharian Jenderal Ahmad Yani di rumah.
3. Nonton film kronologi penembakan
Kegiatan menonton film seputar kronologi penembakan Jenderal Ahmad Yani dilakukan di dalam aula museum. Pemutaran film biasanya dilakukan jika pengunjung museum datang rombongan dengan jumlah lebih dari 100 orang.
Ada kapasitas museum, kalau pengunjung lebih dari 100 orang, maka kita bagi dua kelompok dan kita kumpulkan di ruang aula untuk nonton film kronologi penembakan sekitar 45 menit," kata pemandu.
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi berada di Jalan Lembang Nomor 67, RT 1, RW 7, Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Jika bawa kendaraan pribadi, pihak museum menyediakan tempat parkir khusus sepeda motor di halaman museum. Sementara pengunjung yang membawa mobil, bisa parkir di depan museum.
Khusus pengunjung yang datang menggunakan transportasi umum, bisa berhenti di halte ataupun stasiun pemberhentian terdekat dari Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
Berikut ini adalah panduan cara ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi naik Transjakarta dan KRL:
Naik Transjakarta
Halte yang terdekat dari Rute ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, yaitu Halte Gedung Wanita. Jaraknya sekitar 500 meter dari museum. Kamu bisa jalan kaki dari Halte Gedung Wanita ke ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi sekitar enam menit.
Adapun Transjakarta yang melayani penumpang di Halte Gedung Wanita yaitu Transjakarta Nomor 4C rute TU Gas-Bundaran Senayan.
Naik KRL Commuter Line
Stasiun KRL Commuter line terdekat dari Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, yaitu Stasiun Cikini. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer (km) dari Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
Jika datang dari arah Tanah Abang dan Jatinegara, kamu bisa naik KRL ke Stasiun Manggarai, kemudian transit ke kereta rute Jakarta Kota dan turun di Stasiun Cikini.
Baca juga: Cara ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Naik KRL dan Transjakarta
Apabila dari arah Stasiun Bogor, kamu bisa naik KRL tujuan Jakata Kota dan tidak perlu transit di Stasiun Manggarai. Setelah keluar dari Stasiun Cikini, calon pengunjung bia melanjutkan perjalanan ke lokasi naik ojek online.
Sebelum datang ke lokasi, simak aturan berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi berikut.
1. Wajib buka alas kaki
Pengunjung yang hendak masuk ke dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi wajib membuka alas kaki yang dipakai.
Bukan tanpa alasan, Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi dulunya merupakan rumah kediaman Jenderal Ahmad Yani.
Layaknya memasuki rumah, alas kaki wajib dibuka supaya bagian dalam rumah tetap bersih dan terjaga.
2. Tidak boleh menyentuh barang pajangan
Pemandu mengatakan bahwa semua barang yang ada di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi masih asli sejak dipakai oleh Jenderal Ahmad Yani.
Guna menjaga agar tidak rusak, barang-barang yang ada di dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi tidak boleh disentuh.
3. Tidak boleh memotret pajangan menggunakan flash
Jika pengunjung ingin mengabadikan momen di dalam museum, petugas mengizinkan pengunjung untuk memotret, asalkan tidak menggunakan tambahan flash.
Memotret pajangan tidak boleh pakai flash, karena (penggunaan flash) bisa memudarkan warna. Ini karena barang-barang yang ada di sini (museum) umurnya sudah tua," katanya
4. Tidak boleh mendokumentasikan isi kamar Jenderal Ahmad Yani
Meskipun pengunjung boleh mendokumentasikan bagian dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada kamar pribadi Jenderal Ahmad Yani.
"Semua ruangan boleh didokumentasikan, kecuali isi kamar Jenderal. Hal ini mengingat di dalam ruangan tersebut banyak barang-barang pribadi (Jenderal)," katanya.
Oleh sebab itu, pengunjung wajib menghormati privasi kamar Jenderal Ahmad Yani dengan cara tidak memotret atau bahkan merekam video di dalam kamar Sang Jenderal.
5. Berpakaian sopan
Sang pemandu mengatakan bahwa tidak ada aturan khusus terkait pakaian pengunjung saat masuk ke dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
" Yang penting pakai pakaian yang sopan, bebas, dan rapi," katanya.
Baca juga: 5 Aturan Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Tempat Wafatnya Jenderal Ahmad Yani
6. Kirim surat jika datang dalam bentuk rombongan
Jika pengunjung datang dalam rombongan, kepala rombongan wajib mengirim surat terkait kunjungan kepada Kepala Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
"Kalau datang dengan rombongan sekolah, bisa bisa bikin surat dulu ke museum. Jadi bikin jadwal dulu," katanya.
Hal ini penting dilakukan supaya petugas museum bisa mengatur kedatangan pengunjung di luar grup. Surat kunjungan wajib dikirim dalam bentuk fisik kepada Kepala Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, setidaknya tiga hari sebelum waktu kunjungan.
Simak tips berikut ini jika hendak berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi:
1. Baca sejarah dulu
Saat memasuki Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi pengunjung diajak untuk kembali melihat bagaimana kronologi kejadian ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Cakra Birawa PKI.
Hal ini juga didukung dengan posisi barang-barang yang dari dulu masih sama sampai sekarang.
Maka dari itu, supaya kronologi kejadian penembakan yang diceritakan oleh pemandu wisata terasa lebih familier dan seru, disarankan untuk membaca sekilas seputar sejarah penembakan Jenderal Ahmad Yani terlebih dahulu.
Pengunjung bisa membaca beberapa literatur baik dari buku maupun dari internet. Bahkan pengunjung juga bisa mengonfirmasi kebenaran kronologi kejadian yang dibaca di internet kepada pemandu museum.
2. Pakai kaus kaki
Sebelum masuk ke dalam museum, pengunjung diminta untuk membuka alas kaki terlebih dahulu.
Jika tidak mau kaki terlalu kotor di dalam ruangan, disarankan untuk memakai kaus kaki yang bersih untuk menjaga kenyamanan selama di dalam museum.
Baca juga: 4 Tips Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Naik Transjakarta Saja
3. Ajak teman
Berkunjung ke museum sembari belajar seputar sejarah terasa jauh lebih menyenangkan jika ada rekan diskusi. Oleh karena itu, disarankan sebaiknya pengunjung datang ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi dengan teman.
Jika tidak ada teman dan cuma datang sendiri ke lokasi, pengunjung juga bisa meminta bantuan pemandu untuk menemani selama keliling museum.
4. Naik Transjakarta
Naik Transjakarta bisa jadi solusi transportasi yang lebih murah jika ingin berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
Pengguna Transjakarta cukup mengeluarkan kocek sekitar Rp 3.500 dan sudah bisa sampai di halte terdekat dari Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, yaitu Halte Gedung Wanita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.