Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Tenun Todo, Wajib Dipakai Wisatawan saat ke Kampung Todo NTT

Kompas.com - 11/04/2023, 16:13 WIB
Markus Makur,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.comKain tenun todo merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Todo di Kecamatan Satarmese, Satarmese Barat, dan Satarmese Utara di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terus dilestarikan kaum perempuan di wilayah tersebut. 

Kain tenun todo tak bisa dipisahkan dari aktivitas masyarakat setempat. Kain tenun ini selalu dipakai saat ritual adat penti (syukuran) tahunan dan ritual adat perkawinan.

Baca juga: Kampung Adat Todo, Pusat Peradaban Minangkabau di Flores Barat

Kain ini juga wajib dikenakan oleh wisatawan mancanegara (wisman), wisatawan nusantara (wisnus), dan wisatawan lokal yang tengah berkeliling dan mengunjungi rumah-rumah adat di Kampung Todo.

Selain itu, saat merayakan perayaan besar, salah satunya Paskah, warga setempat juga memakai kain tenun todo. Seperti perayaan Paskah beberapa waktu lalu, dari Kamis (6/4/2023) hingga Minggu (9/4/2023).

Baca juga: Kisah Gendang Desa Adat Todo yang Terbuat dari Kulit Manusia

Ketua Dewan Stasi Santo Yohanes Pemandi Woa, di Paroki Santo Stefanus Iteng, Kevikepan Ruteng, Keuskupan Ruteng, Rofinus Dat menjelaskan, masyarakat Kampung Woa, Desa Koak, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, selalu mengenakan kain todo saat merayakan hari-hari besar keagamaan.

Warga Kampung Woa, Desa Koak, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, Kamis, (6/4/2024) saat merayakan Paskah memakai kain tenun Todo untuk melestarikan budaya, khususnya kain Tenun Todo. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Warga Kampung Woa, Desa Koak, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, Kamis, (6/4/2024) saat merayakan Paskah memakai kain tenun Todo untuk melestarikan budaya, khususnya kain Tenun Todo. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

"Saat perayaan Paskah, umat Katolik Kampung Woa, yang adalah masyarakat Woa memakai kain tenun todo. Ini sangat unik. Ini juga cara masyarakat Satarmese melestarikan warisan budaya kain tenun Todo. Apalagi anggota kor saat perayaan berlangsung memakai kain tenun todo," jelas Rofinus kepada Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Ia menambahkan, masyarakat melestarikan warisan budaya dengan membiasakan diri memakai kain tenun todo. Upaya ini juga guna menghormati dan menghargai perempuan yang menenun kain tenun todo.

"Semua kaum perempuan di wilayah perkampung Todo dan sekitarnya bisa menenun kain tenun todo. Tamu yang menginap di rumah warga selalu disediakan kain tenun Todo untuk selimut saat istirahat malam karena cuacanya dingin," ucapnya.

Baca juga: Wisatawan Asing Senang Kampung Todo di NTT Pertahankan Warisan Leluhur

Wisatawan yang menginap wajib pakai kain tenun todo

Wisatawan yang jalan-jalan di Kampung Todo dan Waerebo, misalnya, wajib memakai kain tenun todo bila menginap di rumah warga atau rumah adat di kampung-kampung tersebut.

"Keluarga selalu menyiapkan kain tenun todo di kamar tidur yang akan dipakai oleh wisatawan dan tamu yang hendak bermalam," kata Rofinus.

Mengenal Kampung Todo, pusat kain tenun todo

wisatawan asal Portugal berwisata di Kampung Todo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, Senin, (26/9/2022).Dok. Pemandu Wisata Flores Yohannes Yanni J wisatawan asal Portugal berwisata di Kampung Todo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, Senin, (26/9/2022).

Rofinus menjelaskan, wisatawan juga bisa menyaksikan langsung perempuan penenun kain tenun todo di beberapa kampung di wilayah tersebut.

"Kaum perempuan di wilayah Satarmese memiliki kerajinan tangan dengan menenun kain tenun todo untuk melestarikan budaya, khususnya kain tenun todo," jelasnya.

Salah seorang wisatawan dari Kabupaten Ende, Flores, NTT, bernama Saturninus Duki menyampaikan, ia memakai kain tenun todo selama empat hari lantaran merayakan Paskah di Stasi Santo Yohanes Pemandi Woa.

Bahkan, saat tiba pertama kali di kampung tersebut, keluarga yang menerimanya untuk menginap sudah menyiapkan kain tenun todo di tempat tidur.

Baca juga:

"Kain tenun todo sangat hangat ketika dipakai. Cuaca dingin di kampung itu sangat cocok dengan memakai kain tenun todo. Selain itu, motif kainnya sangat unik," terangnya kepada Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Sementara itu, salah seorang pemandu wisata bernama Rofinus Leonardus Ansel mengatakan, setiap ia memandu wisatawan ke Kampung Adat Todo dan Waerebo, pemandu lokal menginformasikan kepada wisatawan untuk memakai kain tenun todo selama berwisata.

"Semua tamu atau wisatawan sangat senang dengan pelayanan oleh pemandu lokal dengan membiasakan tamu memakai kain tenu Todo selama berwisata di kampung adat tersebut. Ini yang unik di Kampung Todo dan Waerebo serta rumah warga setempat," ujarnya.

Sebagai informasi, Kampung Adat Todo, Pongkor, dan Waerebo berada di sisi selatan Kabupaten Manggarai. Kampung tradisional ini berada di lembah.

Adapun Kampung Adat Todo merupakan pusat kerajaan Todo pada masa lalu.

Baca juga: Menang di ATF 2023, Desa Wisata Wae Rebo NTT Tetap Berbenah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com