KOMPAS.com - Jika mencari tempat yang tenang sekaligus bisa bersantai sambil baca buku, mampir ke OMAH Library di kawasan Kembangan, Tangerang bisa menjadi pilihan.
Nama tempatnya adalah OMAH Library, singkatan dari On Meeting Architecture Hub (OMAH). OMAH Library adalah perpustakaan pribadi yang dibuka untuk umum. Tidak hanya nyaman, perpustakaan ini punya bangunan yang unik.
Pemiliknya adalah arsitek Realrich Sjarief dari RAW Architecture, yang pada awalnya membuka tempat ini untuk tempat para arsitek muda berkumpul dan belajar.
"Ini semacam rumah bagi para arsitek yang ingin belajar dan menambah ilmu, serta bagi para pencinta buku. We give you space," ujar Rich, saat ditemui Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Baca juga:
OMAH Library berlokasi di Taman Villa Meruya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.
Sebelum datang berkunjung, kamu harus melakukan reservasi terlebih dahulu secara daring (online), dengan jam kunjungan yang juga dipilih.
Tertarik untuk membaca, mengerjakan tugas, rapat, atau sekadar mampir menikmati suasananya, berikut beberapa tips yang bisa diperhatikan.
Sebelum berkunjung baik untuk belajar, membaca, ataupun sekedar mampir, Rich menyarankan untuk melakukan riset terlebih dahulu.
"Pertama, do research dulu kali, ya. Karena informasi tentang OMAH dan Guha (bangunan tempat OMAH) itu di luar sana sudah banyak. Kalau tahu konteksnya, belajar di sini bisa lebih enak," ujar dia.
Baca juga: KAI Punya Perpustakaan Berjalan di Gerbong Kereta, Mau Coba Naik?
Terutama bagi para arsitek muda, ia harap bisa mengenal dan mencaritahu informasinya sebelum datang. Adapun bagi pengunjung umum, bisa caritahu soal informasi reservasi, jam buka, dan lainnya lewat Instagram OMAH Library.
"Kalaupun sekedar berkunjung juga enggak apa-apa, bisa ajak teman supaya lebih menikmati tempatnya. Semoga bisa menginspirasi," imbuh Rich.
View this post on Instagram
Setelah mengetahui tata cara reservasi kunjungan, usahakan segera menentukan jadwal kunjungan agar tidak mepet.
Sebab, per sesi kunjungan selama dua jam, OMAH Library menyediakan kuota maksimal untuk 15 orang saja. Selain itu, jam kunjungan juga masih fleksibel karena bisa disesuaikan oleh pengelola.
"Maksimal reservasi bagusnya h-2 atau h-3 ya. Karena di sini cukup penuh, banyak peminatnya, kalau penuh nanti diinfokan, tapi kami akan coba menampung semua, jadi harus reservasi," terang dia.
Baca juga: Perpustakaan Saidjah Adinda: Jam Buka dan Aturan Berkunjung
Bahkan, Rich menyampaikan, pernah ada pengunjung yang reservasi kunjungan untuk bulan depan. Adapun reservasi bisa dilakukan via daring lewat link di Instagram OMAH Library.
Dalam sehari, waktu kunjungan dibagi menjadi tiga. Sesi 1 (pukul 10.15-12.15 WIB), Sesi 2 (pukul 16.00-18.00 WIB), dan Sesi 3 (pukul 18.45-20.45 WIB), dan double pass.
Jika sudah melewati dua jam atau sesi berakhir, pengunjung harus mengikuti jadwal dan tidak bisa terus di OMAH Library. Oleh karena itu, sebaiknya datang tepat waktu agar tidak kekurangan durasi kunjungan.
"Kalau udah 2 jam bakal diingetin sih ya, tapi ada juga yang biasanya minta tambahan waktu di tempat," kata Rich.
Baca juga: 3 Fakta Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Sempat Jadi Perpustakaan
Tips lainnya, kamu bisa pilih Double Pass, yaitu pukul 16.00-20.45 WIB dengan donasi yang lebih murah, agar lebih puas berkunjung.
Sebagai informasi, OMAH Library yang didesain langsung oleh Rich merupakan bangunan rumah pribadi yang juga sekaligus studio arsitektur. Bangunannya pun unik dan mengusung konsep alam yang nyaman.
Tidak hanya sekedar membaca dan nugas, pengunjung bisa berfoto-foto, membuat konten, ataupun belajar mengenai arsitektur bangunan perpustakaan ini.
"Boleh foto-foto bebas, yang penting tidak mengganggu orang lain. Jangan sampai gara-gara foto, orang lain jadi terganggu baca buku. Kalau mau buat konten TikTok juga boleh, asal enggak berisik," tutur dia.
Baca juga: Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL
Namun, untuk pembuatan konten komersil, kata Rich, bisa menghubungi pihak OMAH Library terlebih dahulu agar lebih leluasa melakukan syuting.
Layaknya bertamu ke rumah orang, Rich mengimbau agar pengunjung tetap tertib dan mengikuti aturan.
"Harus lepas sepatu, jaga kebersihan, kami juga buat banyak plang reminder (pengingat) di sini. Tidak merokok, menghargai orang lain yang juga bertamu, semuanya sopan dan kaya di rumah saja, so enjoy the space tapi tertib," ujarnya.
Baca juga: 6 Aktivitas di Perpustakaan Goethe Institut Jakarta untuk Kenal Jerman
Selain itu, pengunjung diminta tenang dan tidak berisik di dalam area perpustakaan, agar tidak mengganggu orang lain.
Merupakan perpustakaan dengan koleksi buku-buku pribadi, yang sebagian besarnya merupakan buku arsitektur, Rich berpesan agar pengunjung bisa menjaga koleksi.
"Jaga buku-buku kami, karena ini aset," kata dia.
Baca juga: Dikenalkan sejak 6 Tahun Lalu, Perpustakaan Berjalan KAI Belum Permanen
Selain memperlakukan ribuan buku di OMAH Library dengan hati-hati, pengunjung juga tidak boleh makan dan minum di area perpustakaan, untuk tujuan menjaga.
"Boleh bawa makan dan minum, tapi dilakukan di ruang terbuka, ada 2 ruangan. Kalau di atas (perpustakaan) di ruang buku bawasaja enggak apa-apa, asal enggak dimakan dan diminum," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.