Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2023, 23:53 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Pada Maret 2020, mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengunggah foto boarding pass penerbangannya dari Sydney ke Tokyo ke akun Instagramnya. Foto itu disertai caption ucapan terima kasihnya kepada para kru pesawat.

Hanya dalam 45 menit usai melihat foto tersebut, seorang peretas bernama Alex Hope berhasil mendapat nomor paspor dan nomor telepon Abbott. 

Baca juga:

"Saya memiliki nomor paspor, nomor telepon Tony Abbott, dan pesan-pesan aneh (dari maskapai penerbangan) Qantas tentang dia. Hanya saya yang tahu hal ini," ucap Hope, dikutip dari BBC, Kamis (17/9/2020).

Hope melanjutkan bahwa siapa pun yang melihat unggahan Instagram Abbott bisa memperoleh informasi yang ia miliki.

Peristiwa tersebut menjadi salah satu contoh mengapa mengunggah foto boarding pass ke media sosial bisa berbahaya. 

Untuk diketahui, dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (24/3/2022), boarding pass penumpang pesawat umumnya berisi sejumlah informasi, antara lain nama lengkap, nomor penerbangan, nomor kursi, dan kode.

Boarding pass bisa berbentuk fisik (kertas) ataupun daring. 

Keamanan data pribadi bisa terancam

Ilustrasi boarding pass.Shutterstock Ilustrasi boarding pass.

Head of Social Media and Digital perusahaan software keamanan siber NordVPN, Robinson Jardin, menyampaikan, risiko diretas meningkat drastis ketika seseorang membagikan terlalu banyak informasi soal liburannya ke internet.

"Terkait boarding pass, masalah sesungguhnya ada di kode batang (barcode). Kode-kode tersebut bisa dibaca hampir oleh semua orang dengan software daring gratis," tutur Jardin, dilansir dari Forbes, Kamis (3/8/2023).

Sebagian besar boarding pass maskapai penerbangan memiliki kode batang atau kode QR. Kode-kode batang ini, lanjut Jardin, mengandung banyak informasi yang bisa disalahgunakan oleh peretas. 

Baca juga:

Informasi-informasi tersebut biasanya berupa nomor pemesanan dan nomor frequent flyer, tapi bisa juga informasi lainnya, contohnya nomor surat izin mengemudi.

Data inilah yang bisa dijual ke dark web guna mencuri identitas seseorang sehingga bisa disalahgunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya membeli barang tanpa izin.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk boarding pass dalam bentuk fisik, tapi juga dalam bentuk digital. Misalnya hasil tangkapan layar.

Baca juga: Jangan Pesan Minuman Es di Pesawat, Ternyata Ini Alasannya

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com