KOMPAS.com - Tanggal 30 September 1965 menorehkan sejarah kelam bagi Indonesia, yang dikenal sebagai peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak tujuh Pahlawan Revolusi gugur di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Untuk mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur tersebut, kamu bisa mengunjungi sejumlah tempat bersejarah terkait peristiwa G30S.
Baca juga:
Kompas.com merangkum beberapa tempat bersejarah terkait peristiwa G30S sebagai berikut:
Kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur merupakan lokasi peristiwa berdarah tersebut. Untuk mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam G30S, pemerintah mendirikan Monumen Pancasila Sakti.
Lokasi monumen berada di sekitar lokasi pembuangan jasad para pahlawan, berdasarkan informasi dari Kompas.com (30/9/2021). Bangunan ini juga dikenal sebagai Monumen Lubang Buaya, lantaran berada di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Monumen Pancasila Sakti terbagi menjadi dua area, yakni outdoor dan indoor. Di area outdoor, pengunjung dapat melihat sumur tua sedalam 12 meter, lokasi pembuangan jasad Pahlawan Revolusi dan pameran.
Sementara itu di area indoor, terdapat museum dan paseban yang menyimpan patung para Pahlawan Revolusi, diorama pemberontakan PKI, dan barang peninggalan para jenderal.
Selain Monumen Pancasila Sakti, wisatawan juga bisa menjumpai Museum Pengkhianatan PKI dan rumah atau posko tempat penyiksaan para jenderal. Monumen ini beroperasi setiap hari, termasuk hari Sabtu, Minggu, dan tanggal merah atau libur nasional, mulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB.
Baca juga:
Salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S adalah Jenderal Ahmad Yani. Untuk mengetahui kronologi tewasnya Jenderal Ahmad Yani, masyarakat bisa mengunjungi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi yang berlokasi di Jalan Lembang Nomor 67, Menteng, Jakarta Pusat.
Museum ini dulunya adalah rumah kediaman Jenderal Ahmad Yani, berdasarkan informasi dari Kompas.com (4/4/2023). Jenderal Ahmad Yani ditembak pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.35 WIB di kediamannya tersebut.
Jenazah Jenderal Ahmad Yani kemudian dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur. Satu tahun setelah wafatnya Jenderal Ahmad Yani, tepatnya pada 1 Oktober 1966, ibu dan putra-putri Jenderal Ahmad Yani menyerahkan rumah tersebut kepada negara.
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Museum ini terbuka gratis untuk masyarakat umum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.