Kendati kebakaran sudah terjadi beberapa hari, kedua pelaku wisata di Bromo tersebut mengaku belum mencari alternatif pendapatan lain.
Selain memantau situasi, beberapa pelaku wisata juga terus membantu pemadaman.
"Masih pada fokus memadamkan api, belum ada mencari alternatif kerjaan lain. Karena mata pencaharian utama, ini (alasannya) mengapa kami membantu mempercapat pemadaman juga biar pulih," ujar Alap.
Baca juga: Kebakaran di Bromo Sudah 5 Hari, Ini Alasan Api Tak Kunjung Padam
Hal yang sama disampaikan oleh Fendi. Ia menyebutkan, dirinya masih menunggu perkembangan dari pihak Balai Besar TNBTS. Kalau nantinya wisata Bromo belum akan dibuka dalam waktu dekat, barulah ia akan mencari alternatif pekerjaan lain.
"Belum nyari alternatif lain, lihat perkembangan saja tunggu dari atas (Balai Besar TNBTS). Kalau misalnya lama, baru cari alternatif lain kayak pas Covid dulu itu," kata Fendi.
Dikutip dari Kompas.com (13/9/2023), Ketua Paguyuban Jeep via Tumpang-Poncokusumo Wildan Hangga mengatakan bahwa para pengemudi jip yang tergabung dalam paguyuban ikut membantu relawan memadamkan api.
Dalam melakukan evakuasi, Wildan menyebutkan, ia bersama anggota paguyubannya berbekal fasilitas dan peralatan seadanya, seperti ranting pohon dan jaring besi yang dibuat sendiri.
"Kami ke sini modal nekat saja, meskipun kami tidak ada yang mempunyai bekal pengetahuan tentang evakuasi kebakaran di medan hutan seperti ini," ujar dia.
Baca juga: Gunung Bromo Tutup karena Kebakaran, Air Terjun Madakaripura Masih Buka
Dalam melakukan pemadaman di medan perbukitan curam, para relawan disebut nekat menerjang semak-semak dengan atribut sekedarnya, tanpa sepatu gunung serta helm penutup kepala.
"Yang penting harapan kami kebakaran ini segera padam," pungkas Wildan.
Adapun per hari ini, Kamis (14/9/2023), belum semua kawasan TNBTS terbebas dari api dan pulih sepenuhnya.
"Belum (padam semua), masih ada titik api di daerah Kecir," ujar admin media sosial TNBTS saat dikonfirmasi Kompas.com pagi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.