Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2023, 11:52 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Nasional Baluran di Situbondo dan Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sementara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Demi keamanan dan operasi pengendalian kebakaran hutan, Balai Taman Nasional Baluran menyampaikan bahwa Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) pada TN Baluran ditutup selama beberapa hari. 

"Kawasan Taman Nasional Baluran dinyatakan ditutup mulai tanggal 25 sampai dengan 30 September 2023," ujar Plt Kepala Balai TN Baluran Probo Wesni Adji, dikutip dari media sosial resmi @btn_baluran, Selasa (26/9/2023). 

 Baca juga: 5 Tempat Wisata di Taman Nasional Baluran, Ada Sabana dan Pantai

Adapun Humas Taman Nasional Baluran Joko Mulyono mengungkapkan api pertama kali mulai muncul sejak Sabtu (23/9/2023).

Lantaran api belum bisa dipadamkan, maka pihak TN Baluran melakukan penutupan.

"Iya, sementara wisata ditutup karena menunggu padamnya api akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Taman Nasional bagian timur," kata Joko, dikutip dari Kompas.com

 Baca juga: 4 Fakta Taman Nasional Baluran, Pesona Afrika di Ujung Jawa

Api masih dipadamkan

Wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan yakni di Gunung Baluran sebelah timur menuju jalur wisata 1 yakni Batangan, Bekol, Bama. Demi keselamatan pengunjung, wisata untuk sementara ditutup sampai api padam.

"Rata-rata api membakar rumput serta ilalang yang kering, dan semakin meluas," ujar Joko. 

Pihak taman nasional saat ini sedang berjuang melakukan pemadaman. Hampir semua petugas dan pegawai di taman nasional diarahkan ke wilayah timur untuk pemadaman.

"Ada sekitar 20 petugas melakukan pemadaman api di wilayah timur," imbuhnya. 

 Baca juga: 6 Tips ke Taman Nasional Baluran, Jangan Bawa Kantong Plastik

Joko juga menyatakan, kondisi lapangan yang sulit dijangkau membuat petugas tak bisa menuju lokasi dengan kendaraan roda empat.

Jauhnya sumber mata air dengan tempat kebakaran membuat petugas memadamkan api dengan ranting pohon yang dimodifikasi.

"Lokasi medan kekurangan air sehingga kami mematikan api dengan digepyok (memukul-mukul api)," pungkas Joko.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com