Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tempat Wisata di Taman Nasional Baluran, Ada Sabana dan Pantai

Kompas.com - 23/08/2023, 11:08 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Nasional Baluran tak hanya terkenal berkat kemiripannya dengan sabana di Afrika sehingga dijuluki Africa van Java, tapi juga pantai, mangrove, dan hutan yang ada. 

"Di Taman Nasional Baluran ada beberapa titik spot foto. Ini yang wajib untuk dikunjungi tapi juga mudah untuk mengaksesnya," ujar pemandu wisata Banyuwangi bernama Elok, kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023). 

Baca juga:

Taman Nasional Baluran beralamat di Jalan Raya Banyuwangi-Situbondo Km. 35 Wonorejo, Banyuputih-Situbondo, Jawa Timur. 

Untuk memasuki tempat ini, wisatawan nusantara akan dikenakan tarif masuk seharga Rp mulai 16.000 saat hari kerja dan mulai Rp 18.500 saat hari libur.

Adapun tarif retribusi untuk kendaraan mulai Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua, Rp 10.000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp 50.000 untuk kendaraan roda enam.

Savana Bekol di Taman Nasional Baluran, Situbondo-Banyuwangi, Jawa Timur. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Savana Bekol di Taman Nasional Baluran, Situbondo-Banyuwangi, Jawa Timur.

Tempat wisata Taman Nasional Baluran

Penasaran ingin tahu apa saja tempat wisata yang ada di Taman Nasional Baluran? Berikut beberapa yang patut dikunjungi, seperti dirangkum Kompas.com dari penjelasan Elok. 

1. Goa Jepang

Spot pertama, tidak jauh dari Kantor Balai Taman Nasional Baluran, kata Elok, terdapat wisata buatan yang dibangun pada masa kependudukan Jepang di Indonesia.

"Ada Goa Jepang yang ukurannya 12 meter persegi. Dulunya saat waktu penjajahan Jepang sebagai tempat pertahanan dan gudang persenjataan amunisi," ujarnya. 

Baca juga:

2. Hutan Musim 

Selanjutnya ada Hutan Musim, salah satu jenis hutan yang ada di Taman Nasional Baluran.

"Hutan musim ini sesuai musimnya. Jadi ketika musim kemarau, semua tumbuhan yang di sana kaya pohon juga tumput dan semak-semaknya akan menguning dan berguguran daunnya," terang Elok. 

Sebaliknya, saat musim penghujan hutan tersebut akan hijau kembali. Maka dari itu, pengunjung bisa menyesuaikan waktu kunjungan untuk menikmati pemandangan Hutan Musim yang unik saat kemarau atau segar saat musim hujan. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com