MALANG, KOMPAS.com - Pengusaha hotel di Kota Malang, Jawa Timur, mencatat adanya kenaikan tingkat okupansi dan lama menginap para tamu. Hal itu diduga merupakan dampak penutupan kawasan wisata Gunung Bromo beberapa waktu lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki mengatakan, para manajemen hotel harus memutar otak ketika Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup empat pintu masuk ke Gunung Bromo akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Baca juga:
Hal itu juga guna mengantisipasi kerugian lantaran seharusnya saat akhir pekan tamu yang menginap di Kota Malang meningkat.
Mereka juga sempat terpuruk ketika BBTNBTS menutup empat pintu masuk tersebut.
Jumlah tamu yang ada pun menurun drastis akibat penutupan Gunung Bromo hingga batas waktu tidak ditentukan, pada saat itu.
"Kemarin kita sempat mengalami penurunan jumlah tamu akibat Gunung Bromo ditutup. Tapi sekarang sudah mulai normal kembali," kata Agoes pada Selasa (26/9/2023).
Baca juga:
Kemudian, para pengusaha hotel bekerja sama dengan pihak travel mengajak wisatawan beralih liburan ke Kota Batu dan Kabupaten Malang, keduanya masih di Jawa Timur.
"Memang kita mengarahkan wisatawan agar memilih destinasi wisata di Kota Batu. Tapi mereka juga tertarik ke Kayutangan dan candi-candi di Kabupaten Malang," katanya.
Kondisi itu berdampak positif dan tingkat okupansi hotel-hotel di Kota Malang mulai kembali normal.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.