Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Wisata Gunung di Indonesia, Raup Devisa 150 Juta Dollar AS

Kompas.com - 27/09/2023, 15:29 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, potensi wisata gunung di Indonesia sangat tinggi.

Selain terlihat dari banyaknya wisatawan yang mendaki gunung, terlihat juga dari besaran devisa yang diperoleh.

“Secara value atau pergerakan ekonomi, saya lihat dari data tahun 2020 itu 150 juta dollar AS keseluruhan, wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara (pendaki gunung),” kata Vinsen dalam Indonesia Mountain Tourism Conference (IMTC) di Jakarta, Rabu (27/9/223).

Baca juga: 5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

Angka ini, kata dia, merupakan angka pergerakan ekonomi per tahun untuk wisata gunung pada 2020 atau sebelum pandemi Covid-19.

Diharapkan angka tersebut dapat meningkat saat situasi sudah kembali normal.

“Kami proyeksi naik tiga kali lipat saat masa normal, di 2024. Karena back to normal-nya di tahun 2024,” imbuhnya.

Vinsen menjelaskan, 150 juta dollar AS (sekitar Rp 2,3 triliun) ini merupakan pemasukan dari 150.000 wisatawan mancanegara dan sekitar 1,5 juta-3 juta wisatawan nusantara yang mendaki gunung pada 2020.

“Jadi ini angka besar sekali dan tentu sangat signifikan, perlu perhatian khusus ke depannya,” tutur dia.

Baca juga: Minat Wisata Pendakian Gunung Tahun 2024 Diprediksi Naik 3 Kali Lipat

Ia juga menyebut adanya 400 gunung di Indonesia dengan tujuh summit (seven summit) yang dapat menjadi peluang devisa tinggi bagi negara.

Lebih lanjut, Ketua Umum Asosiasi Pemandu Wisata Gunung Indonesia (APGI) Rahman Muklis mengatakan, angka ini diperkirakan terus membaik usai pandemi.

Wisata gunung sudah hampir stabil seperti sebelum pandemi, peminatnya diperkirakan bisa meningkat tiga kali lipat,” kata Rahman.

Sementara itu, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit menyebut rata-rata wisatawan pendaki gunung bisa mencapai lebih dari satu juta orang per tahun.

Baca juga: Pilihan Gunung untuk Didaki Bareng Anak, Ada Papandayan dan Prau

Angka ini menurutnya bisa lebih tinggi lagi, tetapi dibatasi oleh angka beban yang menjadi kapasitas maksimal pendaki pada masing-masing gunung.

Carrying capacity memang harus dibatasi karena gunung itu tidak boleh terlalu banyak didaki orang karena terkait masalah sustainability, polusi, dan lainnya,” ujar Itok.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com