Demi menjaga agar musik keroncong tetap dilestarikan, maka dibentuklah grup musik Krontjong Toegoe pada tahun 1988 yang diprakasai oleh keturunan Arthur Michiels.
Kata Arthur, grup Krontjong Toegoe mengenalkan kembali musik keroncong melalui berbagai macam kegiatan yang bisa ditonton orang banyak.
Usaha membangkitkan kembali kesenian keroncong oleh Krontjong Toegoe berbuah manis, bahkan mereka sudah diundang ke berbagai daerah di Indonesia dan ke luar negeri untuk memainkan musik keroncong.
Baca juga: Menelusuri Kampung Tugu, Jejak Portugis di Utara Jakarta
"Krontjong Toegoe ini adalah grup keroncong yang kedua di Kampung Tugu setelah Moresco. Setelahnya ada Cafrinho, dan kelompok keroncong anak-anak usia dini yang menamakan diri sebagai The Mardijkers," jelas Arthur.
Arthur menegaskan bahwa tidak semua grup keroncong yang ada di Kampung Tugu ialah Krontjong Toegoe (Keronjong Tugu). Setiap grup punya nama masing-masing untuk mewakilkan suatu kelompok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.