Setelah kejadian, romo Itonk bersama yang lainya sempat mencoba untuk datang ke bunker Kaliadem. Hanya saja, saat perjalanan melihat bekas tangki air dalam kondisi meleleh.
"Tangki air dari fiber meleleh, kan panas banget berarti. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak jadi ke sana, kami balik," urainya.
Baca juga: 20 Wisata Alam di Klaten, Bisa Lihat Gunung Merapi Tanpa Mendaki
Menurutnya, proses evakuasi kedua korban dari bunker cukup sulit. Sebab bunker Kaliadem tertutup material erupsi Gunung Merapi dan material tersebut sangat panas, yakni sekitar 300 derajat celcius.
Untuk itu, mereka harus menggali material sedikit demi sedikit untuk terlebih dahulu menemukan tangga masuk ke bunker.
Proses evakuasi awalnya dilakukan secara manual. Namun alat-alat yang digunakan seperti sekop melengkung karena panasnya suhu material, sehingga selanjutnya dilakukan dengan alat berat.
Alat berat yang digunakan termasuk alat pemadam kebakaran dari luar negeri yang mampu menahan suhu hingga ratusan derajat celcius.
Meskipun, alat itu ternyata menimbulkan dehidrasi pada orang-orang sekitar, sehingga tidak lagi digunakan.
Setelah ditemukan, pintu bunker tidak bisa langsung dibuka karena ada material panas yang masuk ke bunker dan menahan pintu.
"Untuk membuka pintu juga sulit, karena kondisinya di satu sisi pintu tertahan material. Ketika kami masuk itu kan, harus menyingkirkan material dulu," bebernya.
Baca juga: 7 Aktivitas di HeHa Forest Yogyakarta, Bisa Foto dan Lava Tour Merapi
Usai memakan waktu yang cukup panjang akhirnya kedua relawan yang berada di dalam bunker berhasil dievakuasi, meskipun dalam kondisi meningal dunia.
Dalam proses evakuasi, tim gabungan juga masih terus berjuang karena suhu di dalam bunker masih panas sekalipun sudah disemprotkan air.
Tim gabungan juga harus berjuang untuk mengevakuasi kedua jenazah dari dalam bunker Kaliadem. Sebab suhu di dalam bunker masih panas.
"Kami ukur masih sekitar 115-120 derajat panasnya. Kami enggak bisa berlama-lama (di dalam bunker), sehingga harus estafet yang masuk, kan harus secapatnya mengevakuasi," tandasnya.
Baca juga: Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi
Di sisi lain, aktivitas erupsi Gunung Merapi masih berlangsung selama proses evakuasi, sehingga berpotensi membahayakan personel.
"Sehingga tim yang di dalam secapatnya keluar, begitu landai masuk lagi, kami enggak mau (ambil) risiko. Pada saat itu erupsi kan masih berjalan terus," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.@kompastravel Guys, Gramedia punya konsep baru yang bikin kita bisa nongkrong kayak di kafe… Habis belanja-belanja kita bisa nongkrong atau nugas.. Ada yang bisa tebak ini di mana?? #jakartahits #explorejakarta #gramediajakarta #jakartanongkrong ? 3D (feat. Jack Harlow) - Jung Kook & Jack Harlow