Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bunker Kaliadem dan Cerita Pilu tentang Erupsi Merapi 2006

Kompas.com - 19/10/2023, 19:39 WIB
Wijaya Kusuma,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Proses evakuasi dua relawan di dalam bunker Kaliadem

Setelah kejadian, romo Itonk bersama yang lainya sempat mencoba untuk datang ke bunker Kaliadem. Hanya saja, saat perjalanan melihat bekas tangki air dalam kondisi meleleh. 

"Tangki air dari fiber meleleh, kan panas banget berarti. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak jadi ke sana, kami balik," urainya. 

Baca juga: 20 Wisata Alam di Klaten, Bisa Lihat Gunung Merapi Tanpa Mendaki

Menurutnya, proses evakuasi kedua korban dari bunker cukup sulit. Sebab bunker Kaliadem tertutup material erupsi Gunung Merapi dan material tersebut sangat panas, yakni sekitar 300 derajat celcius.

Untuk itu, mereka harus menggali material sedikit demi sedikit untuk terlebih dahulu menemukan tangga masuk ke bunker. 

Proses evakuasi awalnya dilakukan secara manual. Namun alat-alat yang digunakan seperti sekop melengkung karena panasnya suhu material, sehingga selanjutnya dilakukan dengan alat berat.

Alat berat yang digunakan termasuk alat pemadam kebakaran dari luar negeri yang mampu menahan suhu hingga ratusan derajat celcius.

Meskipun, alat itu ternyata menimbulkan dehidrasi pada orang-orang sekitar, sehingga tidak lagi digunakan.

Setelah ditemukan, pintu bunker tidak bisa langsung dibuka karena ada material panas yang masuk ke bunker dan menahan pintu. 

"Untuk membuka pintu juga sulit, karena kondisinya di satu sisi pintu tertahan material. Ketika kami masuk itu kan, harus menyingkirkan material dulu," bebernya. 

Baca juga: 7 Aktivitas di HeHa Forest Yogyakarta, Bisa Foto dan Lava Tour Merapi

Usai memakan waktu yang cukup panjang akhirnya kedua relawan yang berada di dalam bunker berhasil dievakuasi, meskipun dalam kondisi meningal dunia. 

Dalam proses evakuasi, tim gabungan juga masih terus berjuang karena suhu di dalam bunker masih panas sekalipun sudah disemprotkan air.

Tim gabungan juga harus berjuang untuk mengevakuasi kedua jenazah dari dalam bunker Kaliadem. Sebab suhu di dalam bunker masih panas. 

"Kami ukur masih sekitar 115-120 derajat panasnya. Kami enggak bisa berlama-lama (di dalam bunker), sehingga harus estafet yang masuk, kan harus secapatnya mengevakuasi," tandasnya. 

Baca juga: Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Di sisi lain, aktivitas erupsi Gunung Merapi masih berlangsung selama proses evakuasi, sehingga berpotensi membahayakan personel.

"Sehingga tim yang di dalam secapatnya keluar, begitu landai masuk lagi, kami enggak mau (ambil) risiko. Pada saat itu erupsi kan masih berjalan terus," ungkapnya.

@kompastravel Guys, Gramedia punya konsep baru yang bikin kita bisa nongkrong kayak di kafe… Habis belanja-belanja kita bisa nongkrong atau nugas.. Ada yang bisa tebak ini di mana?? #jakartahits #explorejakarta #gramediajakarta #jakartanongkrong ? 3D (feat. Jack Harlow) - Jung Kook & Jack Harlow
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com