Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Bukit Baru, Warisan Belanda di Pangkalpinang untuk Rekreasi Gratis

Kompas.com - 27/11/2023, 13:38 WIB
Heru Dahnur ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Taman Bukit Baru di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bersantai, berolahraga, atau berekreasi secara gratis.

Di taman yang dibuka setiap hari ini tersedia berbagai peralatan kebugaran outdoor (luar ruangan), seperti elliptical machine outdoor, air walker outdoor, rowing machine outdoor, horse rider outdoor, serta jogging track yang diteduhi pepohonan rindang.

Baca juga: Pantai Pasir Padi Pangkalpinang, Bisa Lomba Masak Hingga Motor Cross

Suasana di Bukit Baru semakin terasa alami dengan adanya puluhan burung merpati. Burung-burung tersebut akan langsung mendekat saat dilempari biji-bijian.

Pengunjung bernama Nova (23) mengaku sengaja datang ke Taman Bukit Baru untuk beristirahat siang bersama sejumlah rekannya.

Mereka membawa makan siang yang disantap sembari menikmati suasana yang asri.

"Di sini kan tidak boleh ada pedagang masuk, jadi bawa bekal dari luar. Sukanya siang datang ke sini, suasana lebih sejuk," ujar Nova kepada Kompas.com, Senin (27/11/2023).

Baca juga:

Cocok untuk anak-anak

Kandang merpati di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (27/11/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Kandang merpati di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (27/11/2023).

Pengunjung lainnya, Doni datang bersama anaknya yang baru pulang dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK).

Doni memberi kesempatan pada anaknya untuk bermain ayunan dan melewati jaring sembari menunggu jam makan siang tiba.

Selain bisa bermain, kata Doni, anak-anak juga bisa mengenal berbagai jenis pohon. Sebab, setiap pohon yang tumbuh di Bukit Baru sudah dilengkapi dengan keterangan jenis dan manfaatnya.

Beberapa pohon yang bisa ditemui, seperti pohon asam jawa, pohon melinjo, dan pohon sapu-sapu.

"Bagus untuk olahraga dan edukasi. Tapi kalau musim hujan harus hati-hati ada dahan yang patah dan kalau lembap ini nyamuknya lumayan banyak," pesan Doni.

Baca juga:

Memiliki sejarah sejak zaman penjajahan Belanda

Jogging track di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung  Senin (27/11/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Jogging track di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung Senin (27/11/2023).

Taman Bukit Baru berada di tengah kompleks perumahan. Siapa sangka, kawasan tersebut memiliki sejarah sejak zaman penjajahan Belanda.

Kawasan ini dibuka pertama kali oleh Pemerintah Belanda sebagai permukiman karyawan tambang timah.

Jejak peninggalan tempo dulu berupa tangki air (water tower) peninggalan Belanda masih berdiri kokoh di kawasan ini.

Sejarawan Pangkalpinang Akhmad Elvian mengatakan, pembangunan tangki air mulai digagas pada masa Residen AJN Engelenberg yang memerintah Bangka periode 1913-1918.

Kemudian, penelitian dilakukan pada periode 1925 sampai 1928 ketika keresidenan dipimpin JE Edie.

Selanjutnya kontrak pembangunan dimulai pada masa Residen Hooger DG 1928 - 1931.

"Dari Bukit Mangkol, airnya dialirkan ke water toren dan kemudian disalurkan ke rumah-rumah. Memang yang menikmati awalnya pejabat Belanda dan karyawan timah," ujar Elvian.

Secara garis besar, kompleks ini terdiri dari barisan rumah dinas, lapangan olahraga, tempat ibadah, penampungan air bersih, dan taman bermain di bagian tengahnya.

Baca juga: Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang Kian Bersolek, Ada Area Lesehan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com