BANGKA, KOMPAS.com - Ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang, kini telah berusia 266 tahun.
Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, hari lahir Kota Pangkalpinang ditarik dari peristiwa munculnya kebijakan Susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo pada 17 September 1757 Masehi atau 3 Muharram 1171 Hijriah.
Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Pangkalpinang, Ada Pantai dan Museum
Kala itu, Pangkalpinang ditetapkan sebagai tempat kedudukan demang dan jenang.
Adapun demang adalah jabatan setingkat kepala distrik, sementara jenang adalah orang yang memiliki kewenangan di pelabuhan.
"Berdasar toponimi generiknya, kata “Pangkal” bermakna suatu wilayah geografi yang dibentuk dan didirikan dengan fungsi sebagai pusat segala aktifitas dan kegiatan dimulai, sebagai pelabuhan dan pusat pasar atau perniagaan, serta sebagai pusat distrik atau pusat pemerintahan."
"Sedangkan dari toponimi spesifiknya, kata “Pinang” adalah nama jenis tanaman palma multi fungsi yang endemik tumbuh di wilayah dekat Pangkal yang didirikan," kata Elvian kepada Kompas.com, Minggu.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Malam di Pangkalpinang, Bisa Kulineran
Sebagai salah satu kota tertua di pantai timur Sumatera, Pangkalpinang memiliki banyak destinasi wisata sejarah.
Berikut lima pilihan destinasi sejarah yang bisa kamu datangi saat berada di Pangkalpinang.
Makam Belanda atau kerkhof ini berlokasi di Jalan Hormen Maddati, Kampung Melintang, Kota Pangkalpinang. Makam ini menjadi saksi sejarah pendudukan Belanda di Bangka Belitung.
Selain makam orang-orang Belanda atau orang keturunan Eropa, di Kerkhof juga terdapat makam sejumlah perempuan asal Jepang.
Mereka konon telah dinikahi oleh orang-orang Eropa sehingga mereka bisa dimakamkan di Kerkhof.
Baca juga: 7 Tempat Bermain Anak di Pangkalpinang, Bisa Rekreasi Sambil Belajar
Saat ini kawasan Kerkhof Pangkalpinang telah menjadi kawasan yang ramai.
Di depan Kerkhof sudah berdiri sebuah restoran cepat saji dan di sekelilingnya terdapat bangunan sekolah dan masjid.
Tak jauh dari lokasi Kerkhof terdapat Pasar Mambo. Pasar ini menjadi pusat jajanan dan juga banyak terdapat warung kopi yang bisa membuat kamu bersantai melepas penat.
Masjid Jamik terletak di pusat kota Pangkalpinang. Masjid yang dibangun menggunakan tanah wakaf pada 1936 itu menjadi representasi kuatnya budaya gotong royong nenek moyang.
Masjid Jamik dulunya berupa bangunan kayu, sebagimana lazimnya bangunan tempo dulu. Kemudian dilakukan renovasi dan perluasan menggunakan materail batu dan semen yang dianggap lebih kokoh.
Dalam proses pembangunan itu sumbangan mengalir dari berbagai pihak. Termasuk dari kalangan etnis Tionghoa yang beragama non-muslim.
Baca juga: 8 Tempat Wisata Alam di Pangkalpinang, Ada Banyak Pantai
Akhmad Elvian mengatakan, kubah pertama Masjid Jamik dibangun dari sumbangan firma Ko Kian Lan. Firma yang cukup berkembang waktu itu di Pangkalpinang.
Pada Juli 1951 Masjid Jamik dikunjungi tokoh poklamator sekaligus wakil presiden Muhammad Hatta.
Ketika itu Bung Hatta ikut menyumbang pembangunan masjid senilai Rp 1.000.
View this post on Instagram
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.