BANGKA, KOMPAS.com - Lahan kritis di Kepulauan Bangka Belitung tercatat mencapai 167.104 hektar. Lahan tersebut termasuk dalam kategori kritis dan sangat kritis.
Akan tetapi, sebagian besar lahan kritis yang merupakan bekas tambang timah tersebut mulai direhabilitasi atau direklamasi.
Salah satu upaya reklamasi dalam bentuk lain, yakni membangun tempat wisata. Maka tidak mengherankan, di Bangka Belitung banyak tempat wisata yang kemudian bermunculan dan populer, padahal dulunya kawasan bekas tambang.
Baca juga: Pesona Danau Pading, Bekas Tambang yang Jadi Wisata di Babel
Dari sekian banyak wisata yang bermula dari bekas penambangan, Kompas.com merangkum ada 5 tempat yang pas dikunjungi.
Di sana, pengunjung tidak hanya sekadar bisa rekreasi, tapi juga bisa melakukan studi tentang lingkungan.
Tempat wisata ini bisa dikatakan sebagai kolam bekas penambangan yang pertama kali populer di Kepulauan Bangka Belitung. Lokasinya berada di Desa Nibung, Koba, Bangka Tengah. Berjarak sekitar 60 menit perjalanan menggunakan minibus dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Ciri khas Danau Kaolin adalah, air danaunya yang berwarna biru terang. Padahal, hamparan danau hanya berupa pasir putih yang tidak ditumbuhi tanaman. Saat siang hari yang cerah, Danau Kaolin memantulkan cahaya berkilauan.
Selain warna biru terang, di lokasi yang sama juga ada kolam yang berwarna kehijauan. Warna hijau tersebut juga belum diketahui pasti penyebabnya. Hal itu tentu saja memerlukan penelitian lebih lanjut, lantaran pada kawasan yang sama ada danau yang berbeda warna.
Baca juga: 4 Tempat Liburan di Bangka Tengah, Ada Danau Kaolin yang Airnya Biru
Konon perubahan warna pada Danau Kaolin dipicu zat radioaktif yang timbul sebagai bekas penambangan timah. Namun begitu, belum ada penelitian resmi yang menyatakan paparan radiasi tersebut.
Alhasil, Danau Kaolin masih diperbolehkan untuk dikunjungi dan tercatat sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Bangka Tengah.