Sebagai informasi, 20 negara tersebut adalah Australia, China, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Qatar.
Lalu, ada Uni Ermirat Arab, Arab Saudi, Belanda, Jepang, Rusia, Taiwan, Selandia Baru, Italia, dan Spanyol. Dua negara lainnya, disebut merupakan negara dari Timur Tengah.
Lebih lanjut, Chusmeru menilai kebijakan Indonesia memberikan bebas visa terhadap 20 negara sudah cukup tepat. Namun, alasan pertimbangan di baliknya juga harus terus dikaji.
Terkait alasan pendapatan per kapita di masing-masing negara, menurut Chusmeru masih dipotetis. Sebab kondisi ekonomi global itu fluktuatif di masing-masing negara.
"Sehingga kalau pertimbangannya pedapatan perkapita di 20 negara itu, sebetulnya tidak terlalu signifikan. Kecuali pada perilaku berwisata dari masing-masing negara, itu baru reasoning-nya lebih rasional," ujar Chusmeru.
Terkait perilaku berwisata, ia menyebut secara umum wisman yang dibidik memang memiliki durasi lama tinggal dan belanja yang tinggi, saat ke Indonesia.
Contohnya, ia menjelaskan, negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, biasanya lama tinggal di Indonesia. Negara-negara Timur Tengah juga mengeluarkan belanja yang tinggi.
Baca juga: Kaleidoskop Visa Baru di Indonesia Sepanjang 2023
Ia juga mengingatkan soal kesiapan pariwisata di Indonesia. Seharusnya, kata dia, dengan memberikan kebijakan bebas visa demi menjaring wisatawan berkualitas, ia menyebut pariwisata Tanah Air juga seharusnya sudah berkualitas dan berkelanjutan, secara menyeluruh.
"Jadi kalau dari pilihan negaranya ini sebetulnya sudah bagus, cuma sejauh mana kita siap, salah satunya. Kebijakan ini bisa mendulang aib di muka kita sendiri kalau kita tidak siap," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.