KOMPAS.com - Gunung Marapi adalah gunung berapi aktif di Sumatera Barat yang beberapa waktu lalu mengalami erupsi mendadak sampai memakan korban jiwa.
Secara administrasi, gunung ini masuk ke dalam dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Saat ini, Gunung Marapi memang masih tutup karena peningkatan aktivitas vulkanik. Lalu, seperti apa aktivitas pendakian saat masih buka?
Baca juga: Imbas Erupsi Marapi, 4 Gunung di Sumatera Barat Tutup Sementara
Menurut David Ditama, salah satu penyedia jasa pemandu pendakian gunung di Sumatera Barat, spot favorit pendaki saat mendaki Gunung Marapi yaitu Tugu Abel Tasman dan Puncak Merpati.
Sebelum sampai di spot tersebut, para pendaki bisa memilih masuk dari salah satu jalur Gunung Marapi. Di antaranya ada jalur Batu Palano, jalur Koto Baru, jalur Aia Angek, dan jalur Pariangan.
Lihat postingan ini di Instagram
Keempat jalur ini nantinya akan bertemu di satu titik bernama Pintu Angin. Posisinya sekitar 400 hingga 500 meter di bawah kawasan Cadas Marapi.
Baca juga: 4 Jalur Pendakian Gunung Marapi di Sumatera Barat, Ada yang Cuma 3 Jam
Biasanya untuk pendaki pemula, David menyarankan untuk memilih jalur Batu Palano ataupun jalur Koto Baru. Sebab, jalur ini lebih landai dan mudah dilewati.
Berikut itinerary pendakian Gunung Marapi yang Kompas.com rangkum berdasarkan informasi dari David.
Sebagai catatan, itinerary berikut ditujukan untuk pendaki yang memilih jalur Batu Palano dan Koto Baru.
Jalur ini bisa dicoba bila kondisi Gunung Marapi telah pulih dan pendakian telah dibuka kembali.
Perjalanan bisa dimulai dengan sarapan sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah itu pendaki bisa mulai masuk jalur sekitar pukul 08.00 WIB.
Pintu masuk jalur Batu Palano berlokasi di Nagari Batu Palano, Kabupaten Agam. Sementara pintu masuk jalur Koto Baru berlokasi di Nagari Koto Baru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Medan kedua jalur ini sama, dan kedua jalur ini nantinya akan bertemu setelah pendaki jalan sekitar 500 meter.
Kata David, jika berangkat dari pos pertama sekitar pukul 08.00 WIB, pada tengah hari para pendaki diperkirakan sudah menempuh 60 persen perjalanan. Posisinya berada di pos lima atau pos enam.
Setelah itu lanjutkan perjalanan melewati dua pos, sebelum akhirnya tiba di bawah Cadas Marapi. Pendaki bisa mendirikan tenda untuk berkemah, istirahat, dan makan di sana.
Menurut David, spot ini memang dijadikan sebagai spot berkemah, karena langsung terhampar pemandangan Gunung Singgalang, Kota Bukittinggi, dan Padang Panjang.
Bagi pendaki yang masih mau meneruskan perjalanan menuju puncak untuk melihat Tugu Abel Tasman dan Puncak Merpati, bisa mulai mendaki sekitar pukul 04.00 WIB.
Perjalanan menuju puncak dari area perkemahan butuh waktu sekitar 1,5 jam. Selama perjalanan, pendaki akan melihat pemandangan matahari terbit.
Sampai di Tugu Abel Tasman dan Puncak Merpati, pendaki bisa berfoto untuk mengabadikan momen.
Setelah itu, sekitar pukul 08.00 WIB pendaki bisa turun ke area perkemahan, dan tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB.
Di area perkemahan pendaki bisa makan dan bersiap-siap untuk turun kembali ke pos 1. Perjalanan turun bisa dimulai pukul 11.00 WIB, dan estimasi sampai di pos awal sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Baca juga: Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?
Kata David, waktu yang dibutuhkan untuk turun ke pos awal terhitung lebih cepat dibanding saat mendaki, yakni sekitar empat sampai enam jam.
Namun, jika hendak turun dengan jalur yang lebih pendek, pendaki bisa menempuh jalur Aia Angek dengan estimasi perjalanan sekitar dua sampai tiga jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.