Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Musibah Pariwisata Sepanjang 2023, Erupsi Gunung Marapi di Penghujung Tahun 

Kompas.com - 16/12/2023, 12:19 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang 2023, ada sejumlah musibah dan insiden yang melanda sektor pariwisata Indonesia. Musibah tersebut, menimbulkan sejumlah kerugian hingga menelan korban jiwa.

Kilas balik musibah tersebut, diharapkan dapat menjadi refleksi bagi masyarakat, pelaku sektor wisata, maupun aparat pemerintah. Harapannya, kejadian serupa bisa diantisipasi pada tahun-tahun berikutnya. 

Baca juga:

Berikut kilas balik musibah sektor pariwisata sepanjang 2023, seperti dirangkum Kompas.com. 

1. Gunung Marapi meletus 

Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal dunia dekat kawah Gunung Marapi, Selasa (05/12).Basarnas via BBC Indonesia Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal dunia dekat kawah Gunung Marapi, Selasa (05/12).

Pada penghujung 2023, Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi, tepatnya pada Minggu (3/12/2023). Musibah tersebut menyebabkan sebanyak 23 orang meninggal dunia, dikutip dari Kompas.com (8/12/2023). 

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam musibah erupsi Gunung Marapi adalah pemberian izin pendakian, padahal gunung di Sumatera Barat ini, berstatus waspada. 

Dikutip dari Kompas.com (8/12/2023), Gunung Marapi telah berstatus waspada atau level II sejak 2011. Aktivitas erupsi Gunung Marapi sempat meningkat pada 7 Januari 2023, sehingga pihak berwenang menutup sementara jalur pendakian. 

Akan tetapi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat membuka kembali jalur pendakian ke Marapi pada 24 Juli 2023, meski gunung dengan ketinggian 2.885 meter ini masih berstatus waspada.

Baca juga: Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

2. Kebakaran Gunung Bromo 

Relawan melakukan penyisiran di area kebakaran hutan dan lahan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (15/9/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Mada/wsj. Relawan melakukan penyisiran di area kebakaran hutan dan lahan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (15/9/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Mada/wsj.

Sepanjang 2023, ada sejumlah kebakaran gunung di Indonesia. Namun, yang paling menyita perhatian masyarakat adalah kebakaran di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo, sehingga mengakibatkan penutupan total.

Ironisnya, kebakaran di salah satu destinasi wisata populer itu disebabkan oknum pengunjung yang melakukan aktivitas foto prewedding dengan menggunakan flare. Dalam kasus ini, manajer wedding organizer AW (41), menjadi tersangka kebakaran lahan Gunung Bromo.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (4/11/2023), musibah tersebut diprediksi merugikan negara sebesar Rp 741 miliar, menurut perhitungan para ahli. Proyeksi kerugian tersebut, berdasarkan luas lahan terbakar akibat kelalaian pengunjung, yakni 1.241,79 haktare.

Namun, kini savana Bromo sudah kembali menghijau, sehingga siap menyambut para wisatawan.

Baca juga: Savana Bromo Hijau Lagi, Patuhi 15 Larangan di Gunung Bromo Ini

3. Jembatan Kaca Banyumas pecah 

Jembatan kaca The Geong di kawasan Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jateng ditutup sementara, Selasa (31/10/2023). Kompas.com/ Tresno Setiadi Jembatan kaca The Geong di kawasan Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jateng ditutup sementara, Selasa (31/10/2023).

Jembatan kaca The Geong di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pecah pada Rabu (25/10/2023). Kecelakaan ini mengakibatkan seorang wisatawan tewas dan tiga lainnya terluka.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (25/10/2023), empat orang wisatawan asal Cilacap tengah swafoto di atas jembatan kaca sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, sebagian jembatan kaca tepat di titik wisatawan tersebut berdiri, tiba-tiba pecah. 

Akibat peristiwa nahas itu, dua wisatawan terjatuh, sementara dua lainnya sempat berpegangan dengan rangka jembatan. Satu dari dua wisatawan yang terjatuh tersebut, dinyatakan meninggal dunia. 

Dalam proses penyidikan diketahui bahwa infrastruktur jembatan kaca tidak memenuhi standar keamanan, dimana ketebalan kaca cukup tipis hanya 1,2 sentimeter, menggunakan kaca bekas, dan tidak pernah menjalani uji kelayakan. Pihak berwenang telah menetapkan pemilik wahana berinisial ES (63) sebagai tersangka.

Baca juga: Jembatan Kaca Telan Korban Jiwa, Sejumlah Wisata Lain di Banyumas Diperintahkan Tutup Sementara

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com