KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyampaikan pencapaian kunjungan wisata Tanah Air pada tahun 2023.
Menjelang akhir tahun, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai dua digit, tepatnya 11,5 juta orang.
“Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara naik signifikan yaitu 2023 ini kita akan tembus dua digit untuk pertama kalinya ke angka sekitar 11 juta sampai 11,5 juta. Tahun depan kita harapkan lebih meningkat,” kata Sandiaga dalam webinar tiket. com Tourism Industry Roadmap in 2024-2029 Challenges and Potential of Sustainable Tourism di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: 20 Negara Penyumbang Wisman Tertinggi, Diusulkan Bebas Visa Kunjungan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikannya, kontribusi penyumbang wisman terbesar tahun ini adalah dari Malaysia, Australia, Singapura, China, dan Timor Leste.
Beberapa waktu lalu, tepatnya Senin (4/12/2023), ia juga menyebut secara kumulatif terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisman pada Januari hingga Oktober 2023, mencapai 9,94 juta.
Angka ini menunjukkan peningkatan 124,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (year on year/yoy).
Kunjungan wisman, katanya, didominasi dengan moda angkutan udara.
Adapun Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta tercatat menjadi pintu masuk utama moda angkutan udara dengan kunjungan wisman terbanyak.
Sementara itu, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Addin Maulana menyampaikan beberapa perilaku wisman yang datang ke Indonesia, berdasarkan data dari tiket. com.
Menurutnya, sepanjang 2023 terjadi peningkatan permintaan perjalanan yang signifikan.
Pelaku perjalanan berkelompok atau grup mendominasi dan memiliki kecenderungan meningkat.
Baca juga: Pemerintah Kejar Target 11 Juta Kunjungan Wisman hingga Akhir Tahun
Ia mengatakan, sangat jarang wisman ke Indonesia yang berangkat solo traveling atau sendirian, melainkan setidaknya pergi berdua atau lebih.
Sementara itu, jarak destinasi juga disebut memengaruhi lama tinggal karena wisatawan asal Asia biasanya memiliki masa tinggal lebih singkat, karena relatif dekat dengan Indonesia.
“Umumnya mereka yang ada di negara-negara Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Pasifik jauh lebih tinggi lama tinggalnya daripada Asia,” ujar Addin.
View this post on Instagram
Adapun semakin kecil jumlah koneksi moda transportasi, maka lama tinggal wisatawan mancanegara umumnya semakin meningkat.
Sayangnya, kata Addin, penerbangan langsung (direct flight) ke kota-kota di Indonesia masih cukup terbatas.
Baca juga: Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia
Dengan demikian, wisman yang sudah kehabisan waktu dan lelah di perjalanan karena transit, menyebabkan lama tinggal menjadi lebih pendek.
“Lebih banyak transit maka lebih sedikit lama tinggal. (Kita) harus mempermudah akses ke Indonesia, poin-poinnya harus dikurangi karena takes time, capek. Sampai sini sudah lelah,” tutupnya.
@kompastravel Kalau mau berkunjung ke sini, Kebun Raya Cibinong buka setiap hari Pk. 07.00- Pk. 17.00 guys! Ada yang sudah pernah ke Kebun Raya Cibinong? Ceritakan pengalamanmu di kolom komen dong.. #bogorhits #wisatabogorhits #explorebogor #cibinongbogor ? Aesthetic - Tollan KimSimak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.