KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kini terpantau melemah. Bahkan pada pekan ini, nilai tukar rupiah sudah melewati angka Rp 16.000 per dollar AS.
Melihat kondisi ini, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan, sektor pariwisata memiliki peran penting dalam hal menambah pendapatan negara.
"Sebetulnya, saat ini kita (sektor parekraf) punya kelebihan, walaupun jangan lama lama nilai rupiah tidak stabil. Untuk wisman, kita menawarkan affordable luxury, kemewahan yang terjangkau," kata Nia dalam program the Weekly Brief with Sandi Uno di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Baca juga: IHSG Awal Sesi Melemah, Rupiah Lanjut Menguat
Ia melanjutkan, momen melemahnya rupiah ini diharapkan dapat mendorong pergerakan wisatawan nusantara untuk tetap berwisata di Indonesia. Serta, mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Jangan sampai kita beranggapan bahwa kalau rupiah melemah, terus kita langsung menilai akan bagus pariwisata. Tidak sama sekali," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Lihat postingan ini di Instagram
Justru, kata Sandi, sektor pariwisata punya tantangan. Apabila nilai tukar dollar AS meningkat, maka akan ada peningkatan biaya di seluruh operasional fasilitas pariwisata maupun ekonomi kreatif di Indonesia.
Tidak hanya itu, tambahnya, kondisi ini juga akan berdampak terhadap biaya moda transportasi.
Baca juga: Mungkinkah Rupiah Kembali ke Level Rp 15.000 per Dollar AS?
Lantas, apa strategi sektor pariwisata dalam menghadapi kondisi ini?
Sandi mengatakan, berdasarkan arahan dari Presiden Joko Widodo, peluang yang bisa dilakukan yaitu meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegera ke Indonesia.
"Strateginya (adalah) meningkatkan masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia, karena itu peluang yang bisa segera dikonversi. Nah, kuncinya adalah menambah jumlah penerbangan dari tiga lokasi utama," katanya.
Tiga lokasi utama ini, kata Sandi merupakan negara yang berpeluang tinggi mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Adapun tiga negara yang dimaksud meliputi Australia, India, dan Rusia.
Tidak hanya itu, Sandi mengatakan akan ada penambahan penerbangan dari Timur Tengah dan Asia Utara.
Baca juga: Pelemahan Rupiah Bikin Maskapai Babak Belur
Penerbangan dari Timur Tengah akan ditambah melalui Dubai, Doha, dan Istanbul. Sementara penerbangan dari Asia Utara ditambah melalui Tokyo, Seoul, dan Hongkong.
"Kita akan bisa menambah jumlah wisatawan dan kita akan pastikan wisatawan itu berkualitas, termasuk dari hub Timur Tengah dan Asia Utara," pungkas Sandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.