Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Kolam Tinja Ancam Keselamatan KA Ambarawa-Kedungjati

Kompas.com - 30/12/2014, 13:07 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - PT KAI terbilang cukup sukses dalam melaksanakan proyek reaktifasi jalur kereta api (KA) Stasiun Kedungjati, Kabupaten Grobogan hingga Stasiun Ambarawa, Kabupaten Semarang. Meski belum seratus persen, secara kasat mata sudah terlihat hasilnya. Lebih dari 500 bangunan yang sebagian besar adalah permukiman, saat ini sudah bersih dari bantaran rel jalur heritage tersebut.

Sejumlah stasiun lama juga direvitalisasi demi menghidupkan jalur kereta tertua yang lama mati suri ini. Rencananya, setelah proyek reaktivasi jalur Kedungjati-Ambarawa, PT KAI menargetkan pengoperasian jalur KA Ambarawa terhubung dengan jalur reguler hingga Jakarta.

Konsultan Pengawas Proyek reaktifasi jalur kereta api (KA) Stasiun Kedungjati-Tuntang, PT Dardela, Arista Gunawan mengatakan, dari sisi teknis pekerjaan sudah baik dan sesuai yang ditentukan. Sebanyak 27 paket pekerjaan mulai dari Stasiun Kedungjati hingga Stasiun Tuntang, Desember 2014 ini sudah selesai. Namun permasalahan baru muncul. Pihaknya kini justru mewaspadai terjadinya longsoran tanah dan labil dari bekas timbunan sampah dan kolam tinja atau septiktank. Sepanjang 36,7 kilometer jalur ini, diperkirakan ada ratusan kolam tinja bekas permukiman warga.

“Kami mewaspadai adanya kantong-kantong air dari bekas septiktank yang dulunya milik rumah warga yang berukuran besar. Ini menjadi membahayakan, sebab setelah dilakukan pengeprasan tanah posisi septiktank ada di atas dan rel kereta ada di bawahnya. Bisa jadi sewaktu-waktu jebol,” kata Arista, Senin (29/12/2014).

Pihaknya sebenarnya telah menyiapkan rekayasa untuk mengatasi masalah tersebut, dengan pemasangan retaining wall atau talut. Hanya saja belum semua jalur yang di kanan dan kiri rel berbukit itu dipasang retaining wall. Karena belum ada anggaran dan keterbatasan waktu. “Dalam perencanaan memang sudah kita proteksi dengan retaining wall agar nantinya setelah KA dioperasikan tidak terjadi longsoran. Tapi belum semua dipasang retaining wall,” jelasnya.

Selain bahaya akibat jebolnya septiktank, pihaknya juga mewaspadai kawasan di sekitar Stasiun Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Sebab tanah tersebut bekas pasar dan dulunya untuk menimbun segala macam sampah, sehingga tanahnya menjadi gembur. Jika tidak ditangani secara baik rel bisa amblas. Sebenarnya masalah ini sudah diatasi dengan cara mengeruk tanah yang lama diganti dengan tanah baru. “Kalau longsor sekalian malah bisa ketahuan. Jadi kita tahu kondisinya dan bisa diperbaiki. Sehingga nantinya bisa lebih bagus ketika sudah dioperasikan,” kata Arista.

Menurut Arista, pihaknya meminta bentuan dari masyarakat untuk ikut mengawasi jika ada kekurangan atau masalah teknis, agar segera melaporkan sehingga cepat diperbaiki. Namun dia meminta agar laporan tersebut valid dengan bukti atau data-data pendukung, sehingga tidak merugikan kontraktor. “Kalau curiga boleh saja, kalau terbukti ya dibongkar dan diperbaiki. Tetapi kalau tuduhan itu salah dan sudah terlanjur dibongkar. Lalu siapa yang akan mengganti perbaikannya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com