Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi di Bali? Cobalah Rujak Jeruk Muntis ala Bu Indra

Kompas.com - 02/03/2015, 16:31 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Seperti yang sudah dikenal, rujak merupakan makanan khas Bali dengan berbagai racikan bumbu dan buah. Hampir di setiap daerah di Bali begitu mudah menemukan makanan satu ini. Warung rujak sangat populer, baik itu di kampung  maupun di perkotaan. Secara fisik warung rujak memiliki banyak ciri meskipun menawarkan hidangan khas Bali lainnya.

Warung Bu Indra misalnya, menjual rujak cuka buah serut sekaligus menjajakan jeruk muntis (jeruk bali) di pinggir jalan. Buah ini sekaligus sebagai salah satu bahan campuran utama yang ada pada rujak cuka jeruk muntis andalannya. Rujak cuka jeruk muntis merupakan perpaduan buah yang terdiri dari kedondong, bangkuang, dan jeruk muntis dengan bumbu rujak cuka.

Rujak satu ini nampak berbeda dengan rujak pada umumnya, di mana buah yang telah dikupas bersih kemudian diserut menggunakan parutan berlubang menyerupai parutan keju. Selanjutnya buah membentuk komponen parutan tipis kecil menyesuaikan ukuran buah. Hasilnya potongan buah halus disajikan dalam piring kecil, dan kemudian dilumuri dengan bumbu rujak cuka yang telah disiapkan.

Hadirnya rujak cuka jeruk muntis ini sering  jadi pilihan menu utama bagi setiap pengguna jalan yang kebetulan melintas. Warung yang berlokasi di sebelah utara pintu masuk rumahnya ini pun kebanjiran pengunjung yang notabene berawal dari ketertarikan membeli buah jeruk bali yang dipajangnya. "Sampai saat ini, pelanggan saya ada yang dari Gianyar bahkan Tabanan," kata Bu Indra, Minggu (1/3/2015).

Bu Indra menempatkan jeruk bali ini sebagai campuran buah yang paling utama dalam rujak racikannya. Sementara campuran jenis buah lainnya masih terpaku pada musim buah yang berlangsung saat itu. Seminggu sekali, secara rutin Bu Indra menerima kiriman buah jeruk bali yang didatangkan langsung dari Madiun, Jawa Timur.

Khusus untuk olahan rujak, jeruk bali yang dihabiskan sampai 50 buah dalam sehari jualan. "Pokoknya setiap ada rujak, buahnya selalu jeruk bali," katanya.

Rujak cuka jeruk muntis ini memiliki rasa cuka dengan tingkatan rasa pedas yang menengah. Bagi anda yang menyukai rasa pedas, tinggal meminta lagi ekstra cabai sesuai selera. Bumbu rujak cuka ini memiliki tekstur kental dengan warna merah yang identik dengan warna terasi asal Lombok. Untuk bisa mencicipinya, cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 untuk satu piring ukuran kecil. Bagi yang pertama kali mencoba, rujak yang disajikan ini akan habis dalam sekejap.

Warung Bu Indra setiap hari buka mulai dari pukul 10 pagi dan tutup bila sebagian dagangannya telah habis. Puncak keramaian sering terjadi pada siang hari saat waktu istirahat siang berlangsung  dan akhir pekan.

Sangat mudah untuk menemukan warung sederhana ini. Selain menampilkan buah jeruk bali sebagai penanda, ujung paling utara Jalan Antasura, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung juga bisa digunakan sebagai patokan terdekat.  Mudahnya, bila Anda dari dari Kota Denpasar, arahkan kendaraan ke arah utara sejauh sekitar 10 kilometer. Jalan ini bisa menuju obyek wisata Sangeh dan kota Tabanan.  (Eka Juni Artawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com