Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Hulu Bening Ciliwung

Kompas.com - 09/12/2015, 13:29 WIB
SUNGAI Ciliwung yang di Jakarta sering dijadikan ”kambing hitam” penyebab banjir, ternyata bermula dari sebuah tempat yang indah. Air Ciliwung yang di Jakarta terlihat coklat bahkan hitam, di hulunya sangat bening, bahkan bisa diminum langsung.

Sebanyak 100 orang yang berasal dari berbagai kelompok mengikuti acara Supporter Gathering ”Do Better for Earth” di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Mereka terdiri dari suporter atau orang yang rutin berdonasi untuk kegiatan World Wildlife Fund (WWF) dan penggalang dana (fund raiser) dari masyarakat untuk kegiatan WWF.

Selain sebagai pendukung dan penggalang dana, turut serta para penyandang tunarungu yang tergabung dalam International Award for Young People, Komunitas Ciliwung Depok Ratu Jaya, dan anak-anak sekolah dasar dari wilayah Cisarua.

Andik (23) datang dari Yogyakarta untuk mengikuti acara kumpul-kumpul seru ini. Ia terpilih sebagai penggalang dana asal Kota Gudeg yang diundang mengikuti acara ini. Dari setiap kota, memang hanya dipilih satu penggalang dana untuk mengikuti acara.

Sebagai penggalang dana, Andik bertugas kampanye tatap muka, menjelaskan tentang isu lingkungan dan kegiatan WWF serta mengajak masyarakat terlibat sebagai suporter.

”Menyenangkan menjadi fund raiser karena setiap hari ketemu orang baru, ngobrol dan menginspirasi mereka untuk lebih peduli pada lingkungan,” kata Andik yang sudah 10 bulan bergabung sebagai penggalang dana.

Bayu (22) sudah tujuh bulan menjadi suporter WWF. Ia secara rutin berdonasi untuk Program Warrior Orangutan. Mengikuti kegiatan di Cisarua yang bukan sekadar kumpul-kumpul ini membuatnya melihat langsung dari dekat kegiatan upaya pelestarian lingkungan, tidak sekadar dari brosur atau mendengar cerita saja.

Di acara ini, para peserta dibagi ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kemudian harus datang dari Pos 1 ke Pos 5 dengan lintasan terbentang di antara hamparan kebun teh yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam Telaga Warna. Sambil berjalan, mereka memunguti sampah yang ditempatkan ke dalam karung yang dibawa sepanjang perjalanan.

Lintasan tidak selalu datar, melainkan juga naik terjal atau turun curam sehingga membutuhkan bantuan tali pegangan. Namun, pemandangan hijau sejauh mata memandang di tengah sejuk udara pegunungan, membuat perjalanan menyenangkan. Rombongan juga melewati sungai-sungai kecil dan menyaksikan beberapa telaga dari ketinggian.

Tujuh telaga

Di setiap pos, peserta mendapat materi ringan tentang lingkungan dan kesempatan berinteraksi dengan alam. Di Pos 1 yang dipandu oleh Dudi Rufendi selaku Koordinator Restorasi WWF Indonesia, misalnya, peserta diminta mengamati kondisi hutan dan kebun, mulai dari jenis tumbuhan yang ditemukan, serangga, jamur, serasah, kerimbunan, hingga kerapatan tajuk.

Sebelumnya, peserta dijelaskan tentang kondisi Sub-Daerah Aliran Sungai Hulu Ciliwung yang tecermin dari kondisi di sekitar wilayah Pos 1. Dijelaskan Dudi, air Sungai Ciliwung berasal dari sungai-sungai kecil di hutan yang berkumpul di tujuh telaga, yakni Telaga Warna, Saat, Putri, Panjang, Cibulao, Periuk, dan Gayonggong.

Dari telaga ini mengalir ke sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai Ciliwung sebelum semuanya berakhir di aliran Sungai Ciliwung.

”Air dari sungai-sungai kecil di hulu Ciliwung masih bagus kualitasnya, bahkan bisa diminum langsung. Di telaga-telaga juga masih baik. Namun, ketika sampai di anak sungai yang kanan kirinya berdiri permukiman, kualitas air sungai sudah memburuk karena limbah rumah tangga atau rumah makan di kawasan Puncak yang dibuang langsung ke sungai,” kata Dudi.

Salah satu peserta, Chintia (18) dari Komunitas Ciliwung Depok Ratu Jaya merasa senang bisa melihat langsung lingkungan alam di hulu Sungai Ciliwung, sungai yang juga mengalir tidak jauh dari rumahnya di Rukun Warga Ratu Jaya. Dengan melihat langsung kondisi Ciliwung, menurut Chintia, dia termotivasi untuk menjaga Ciliwung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com